AKSI TEBAR BENIH IKAN DI SUNGAI CITONJONG DESA CIKALONG, IJAH HARTINI: “INI BERAWAL DARI IDE BUNG KARNO…”

PANGANDARAN-Aksi penanaman ikan di sungi-sungai merupakan kelanjutan dari program nasional, gemar makan ikan. Selain itu, kegiatan tersebut agar bisa menjaga ekosistem hutan dan sungai  tetap terjaga keasriannya.

Demikian disampaikan  anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari fraksi PDIP asal Pangandaran, Hj. Ijah Hartini saat diminta tanggapannya tentang aksi gerakan tebar benih ikan di Sungai Citonjong Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran beberapa hari lalu.

Menurutnya, ini sangat penting agar ekosistem yang ada di Sungai Citonjong tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.

“Ke dapan, ika-ikan yang kita tanam ini diharapkan juga bisa jadi sumber ekonomi di bidang perikanan masyarakat yang ada di Desa Cikalong. “ ungkap Ijah.(21/9)

Ijah yang ditemui PNews usai mengikuti acara Sukuran Nelayan di pantai timur Pangandaran, juga mengatakan, sebagai wakil rakyat tentunya ia tahu program-program yang ada di pemerintah. Dan menurutnya, bagaimana masyarakat bisa menghire hal itu, tentunya masyarakat sendiri yang harus punya keinginan, mengkondisikan dengan kreatifitas sendiri karena program itu diturunkan begitu saja, dipaksakan harus habis terserap dengan kurang memperdulikan penting atau tidaknya program tersebut.

“Nah sekarang terbalik, kita yang harus mengkaji, melihat, mengakses, menyalurkan dan selalu memperjuangkan aspirasi itu benar-benar diperlukan masyarakat. “jelas Ijah. 

Disoal manfaat kegiatannya tebar benih ikan di sungai Citonjong, Ijah mengatakan, dengan melibatkan pemerintahan desa dan kearifan lokal warga, nantinya setelah ikan-ikan tersebut sudah cukup untuk dipanen tentunya akan menjadi sumber makanan dan perbaikan gizi warga desa.

“Dan jika hasil panennya banyak, tentunya bisa dijual untuk menambah penghasil warga Desa Cikalong. “imbuhnya.

Saat disinggung kaitannya dengan budaya lokal, kata Ijah, ini semua berangkat dari ide-ide Bung Karno pada trisakti. Bahwa bangsa ini harus berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya.

“Saya katakan, budaya itu bukan agama, tapi ia lahir dari hasil karya cipta manusia. ”tegasnya.

Ada pun jika budaya sering dipakai sebagai alat syiar agama seperti yang dilakukan para nenek moyang hingga sekarang, baik agama islam atau agama lainnya, tentunya kebudayaan apa pun yang ada di masyarakat pedesaan merupakan karya luhurnya para pendahulu bangsa Indonesia yang harus dipertahankan.

Dan khususnya di Pangandaran, masih kata Ijah, ia merasa bangga serta apresiatif karena respon masyarkat ketika budaya itu dikembangkan kembali dan dihidupkan kembali ternyata ekspektasi masyarakat itu tinggi dan semangat serta bisa ikut berpartisipasi langsung.

“Harapan saya, kita harus tetap bisa mempertahankan budaya leluhur ini, yang terbaik yang kita punya dengan salah satu cara, kalau ada hajatan keluarga atau acara lainnya harus tetap menggunakan budaya kita. “pungkas Ijah. (hiek)




Related

berita 1817946337128546079

Posting Komentar

emo-but-icon

item