UNESCO Lakukan Verifikasi Masyarakat Siaga Tsunami di Desa Pangandaran

PANGANDARANNEWS.COM – Beberapa waktu lalu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melakukan uji verifikasi terhadap warga di Pangandaran, ini dilakukan untuk mendapat pengakuan warga siap hadapi bencana tsunami.

Seperti disampaikan Head Of Iotic UNESCO, Ardito, saat melakukan pertemuan dengan Pemda Kabpaten Pangandaran bertempat di aula Desa Pangandaran, melalui verifikasi masyarakat tsunami ready ini nantinya UNESCO akan menilai bagaimana kesiapaan warga dalam menghadapi bencana alam.

Jika secara nasional, kata Ardito, informasi dari BMKG dan BPNP Pangandaran teridentifikasi rawan bencana alam tsunami sehingga UNESCO pun melakukan kunjungan langsung untuk memverifikasi desa siaga tsunami.

Dan berdasarkan penilaian, imbuhnya, Desa Pangandaran sudah diakui secara nasional merupakan daerah yang masyarakatnya sudah siaga tsunami, namun untuk meningkatkan kepercayaan dan pengakuan kesiagaan ini perlu ditingkatkan ke internasional.

Dalam proses pengakuan secara Internasional yang memberikan pengakuan itu UNESCO Iotic, dan sekarang sedang diverifikasi dulu, apakah sudah menenuhi semua kriteria atau masih ada evaluasi

“Setelah itu baru kemudian nanti dari Indonesia dikirim oleh BMKG langsung ke UNESCO Iotic yang berkedudukan di Paris, dan mereka akan mereview kelengkapan indikator desa siaga tsunami, " jelas Ardito.(17/09)

Ia menambahkan, ada 12 indikator desa siap siaga bencana alam tsunami dinilai secara Internasional. Pertama desa mempunyai peta bahaya tsunami, desa mengetahui jumlah penduduk yang berada di daerah bahaya tsunami, desa mempunyai sumber daya informasi untuk memberikan keterangan bencana, desa memiliki peta evakuasi, desa mempunyai papan informasi evakuasi yang disampaikan kepada masyarakat dan wisatawan.

Selain itu desa juga harus mempunyai materi kesiapsiagaan tsunami, harus melakukan kegiatan kesiapsiagaan tiga kali dalam setahun, harus memiliki command center, dan harus bisa memiliki kemampuan mengendalikan comand center serta memberikan informasi peringatan dini selama 1x24 jam sehari.

Sementara keuntungan jika diakui sebagai daerah siaga tsunami, menurut Ardito, akan mendapatkan pengakuan secara internasional bahwa Pangandaran sudah siap sebagai warga siaga tsunami.

“Saya berharap desa siaga bencana juga dapat memberikan tingkat kepercayaan kepada wisatawan, dan kami selalu menjadikan contoh di dunia internasional," imbuhnya.

Masih di tempat yang sama, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyampaikan, Desa Pangandaran dinilai sudah siap menghadapi bencana alam tsunami.

Jeje juga mengatakan, masyarakat Pangandaran harus bisa hidup berdampingan dengan bencana alam tentu dengan kesiapsiagaan yang diberikan, dan Desa Pangandaran salah satu desa siap yang menghadapi tsunami, dan ini sudah diakui secara nasional.

Jeje mengakui secara nasional Pangandaran merupakan daerah siap siaga bencana dan saat ini UNESCO sedang memperifikasi secara internasional, dan tentu kejadian musibah tsunami Pangandaran yang terjadi pada tahun 2006 menjadi pelajaran dalam hal mitigasi bencana sebagai desa siap bencana alam.

"Bukan hanya desa Pangandaran, karena ada 91 km bentang pantai semuanya terdampak, tapi baru diakui desa siap siaga hanya Desa Pangandaran, "ungkapnya. (PNews)


Related

berita 1772368732313044738

Posting Komentar

emo-but-icon

item