Pujianti, Kisah Sukses Seorang TKW Asal Padaherang Meraih S1 di Hongkong

Pujianti
PANGANDARANNEWS.COM - Perjalan nasib seseorang memang tidak ada yang tau, berbagai rintangan dan cobaan kadang mewarnai kisah kehidupan manusia.

Begitu juga perjalanan hidup seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kecamatan Padaherang, Pujianti, wanita kelahiran 11 November 1989, dengan berbekal semangat dan pantang menyerah, Pujianti patut diacungi jempol. Usai menyelesaikan pendidikannya di SMP, Pujianti merantau dariu kampong halaman ke kota demi menyambung hidup dan keluarganya. Namun sayang hasilnya kurang memuaskan sehingga ia pun memutuskan untuk menjadi seorang TKW. 

Walau pun tidak sedikit yang beranggapan negatif dengan sebutan TWK namun hal ini tidak jadi penghalang bagi Pujianti yang memutuskan untuk menjadi TKW di Singapor dan melanjutkan bekerja di Hong Kong, dan di negeri terakhir Pujianti pun mampu melajutkan pendidikanya hingga maeriah gelar sarjana. 

Dilahirkan dari keluarga buruh petani yang kurang mampu, Pujianti pun harus menerima saat ibunya meninggal waktu ia berumur 3 tahun, sementara kakaknya sibuk merantau untuk membiayai kehidupanya sendiri.

“Saya harus punya tekad keras untuk merubah nasib saya sekaligus membantu ekonomi keluarga, “tekadnya saat itu. 

Baginya menjadi seorang TKW yang sering di pandang sebelah mata sering menjadi bahan hinaan dan sering mendapatkan kekerasan fisik bagi orang – orang yang tidak punya jiwa kemanusiaan, tetapi tidak bagi Pujianti. 

Tugasnya saat menjadi TKW Pujianti hanya melayani kebutuhan sehari-hari majikannya, sehingga ia pun bisa memanfaatkan waaktu luangnya untuk belajar. Dan hal positif yang bisa diambil saat menjadi TKW, ternyata mereka sangat menghargai waktu, pekerja keras dan tanggungjawab dalam segala hal. 

Delapan tahun menjadi seoarang TKW Hong Kong, Pujianti pun berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga meraih gelar sarjana (S1), dan pendidikannya inilah yang kelak menjadi modal usaha ketika kembali ke kampungan halamannya. 

“Banyak sekali skill yang bisa digali saat saya di luar negri, selain itu juga kita bisa belajar tentang teknik dan cara kerja mereka, “ujar Pujianti.

Keterampilan yang ia dapatkan saat menjadi TKW, diantaranya tentang kuliner yang kegiatannya sering diadakan oleh KBRI Hong Kong. Ia juga ikut memperkenalkan budaya Indonesia ke manca negara melalui organisasi-organisasi yang ia geluti, baginya pengalam adalah guru yang terbaik.

Selain menjadi TKW, Pujianti juga bisa menjadi contoh teman- temannya terkait stigma TKW yang selama ini dipandang negatif, karena menurutnya jika semua profesi digeluti dengan hal yang positif, tentu hasilnya pun akan menjadi positif.  

Dari hasil jerih payahnya selama menjadi TKW selain bisa meraih gelar Sarjana, secara ekonomiu dia juga bisa membantu orangtua dan saudaranya di kampung halaman. 

Tak sampai disitu, usai kepulanganya ke tanah kelahiran dia juga bisa melanjutkan kuliah S2 di Universitas Galuh Ciamis, gelar yang didapatkanya ini benar-benar dari hasil jerih payahnya sendiri. 

Belajarlah sampai ke negri beton (China), bagi Pujianti pepatah ini memang bagus dan betul adanya,  karena di dunia ini ketika kuasa Tuhan bicara maka tidak ada yang mustahil terjadi. 

Banyak hal dan pengalaman yang bisa diambil hikmahnya, dari setiap perjuangan dan pengorbanan akan terasa indah laksana setelah hujan terbitlah terang. 

Kini berbekal pengalaman dan ilmu yang dimilikinya, sekarang Pujianti pun bisa mejadi guru dan dosen pengajar di salah satu desa. 

“Saya juga aktif dalam bidang kemanusiaan dan organisasi lainya, bisa menjadi cahaya dalam kegelapan adalah moto hidup saya, “ucapnya. (Kisah ini seperti dituturkan penulis, Pujianti)





Related

berita 6227201898619108381

Posting Komentar

emo-but-icon

item