EKSPEKTASI ITU BERNAMA “PANGANDARAN HEBAT”

Oleh: Hj. Ijah Hartini
(Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat fraksi PDIP)

Di usianya yang masih bisa dihitung dengan jari, beberapa lompatan bak kijang yang berlari di belantara hutan, seperti ikan marlin menggulung ombak, terus berlari melewati fase-fase waktu hingga tahap demi tahap progress capaian konstruktip bisa tercapai.

Walau dengan segala keterbatasan, pembangunan infastruktur pada semua sektor terus digenjot bak berpacu dengan waktu untuk menjawab tantangan, keinginan dan harapan dari seluruh masyarakat yang terus menunggu janji-janji dan konsekwensi logis dari proses sebuah daerah pemekaran.

Slogan 4 program perioritas utama pun menjadi acuan dari seluruh kebijakan merupakan target pimpinan daerah yang harus selesai pada periode 5 tahun pertama harus terpenuhi, merealisasikan mimpi-mimpi rakyat pun harus diselaraskan dan diharmonisasikan dengan obsesi para pejabat dan pimpinan daerah, sehingga proses pembangunan pun bisa berjalan mulus dan terukur.

Bersyukur Tuhan sudah memberikan kekayaan alam  Pangandaran, potensi  yang melimpah ini  sekarang perlu sentuhan tangan-tangan kreatif, inovatif serta berdaya saing, diperlukan manusia-manusia handal yang nantinya bisa mengelola dan mengolah kekayaan ini.

Potensi wisata alam laut, sungai, hutan, perikanan serta sosial budaya yang bisa dikelola  dan diselaraskan dengan kearifan lokal serta tetap menjaga ekosistem dan lingkungan alam yang ramah, sehingga menghasilkan produk pembangunan baik secara ekonomis mau pun sosial yang bisa diterima semua elemen.

Maka Pangandaran Hebat pun tak sempit makna, sebab ia bukan bicara pada sektor pendidikan dengan mengratis biaya pendidikan dan pembangunan infrastruktur saja, tapi Pangandaran Hebat pun ada pasa setiap sektor pembangunan.

Ekonomi rakyat hebat, sosial-politik hebat, pengembangan budaya hebat, kegiatan keagamaan hebat, ketersediaan layanan kesehatan hebat, infrastruktur jalan di desa-desa hebat, pertanian hebat, penataan dan pengembangan dunia pariwisata hebat, pelayanan publik hebat serta ketersediaan lapangan pekerjaaan baik pada sektor formal mau pun non formal juga hebat.

Jika sekarang dimulai dengan 4 skala perioritas kebijakan, infrastruktur, pendidikan, pariwisata dan kesehatan, itu artinya bukan sektor lain menjadi “anak tiri”, karena pada saatnya sektor lain pun akan mendapat gilirannya, karena sejatinya porsi kebijakan harus menyentuh semua hasrat hajat hidup rakyat.

Ada idiom, adil itu bukan harus sama rata, tentunya berkeadilan tergantung dari prespektif mana memandang. Atau pada ungkapan, kebijakan itu tidak akan memuaskan semua pihak, karena kebijakan itu memang bukan alat pemuas. Artinya, disini kepekaan pemerintah diuji, sektor mana yang benar-benar bisa menjadi penghapus dahaga rakyat pada tatanan pembangunan dearah. Artinya lagi, jika hari ini petani yang diurus, esok atau lusa giliran nelayan, pedagang, pelaku budaya dan seterusnya. Hingga pada pada gilirannya semua sektor mendapat porsi kueh pembangunan yang merata.

Di sisi lain, segenap elemen masyarakat pun harus bisa memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kepala daerah agar bisa tetap fokus pada Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang selaras dengan visi-misi Kabupaten Pangandaran. Dan capaian-capaian yang selama ini terus dipacu pemerintah daerah sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) pun merupakan sebuah prestasi yang harus mendapat apresiasi dari semua pihak.

Maka, tidak berlebihan jika slogan ekspektasi itu bernama Pangandaran Hebat harus menjadi idiom rakyat dan pemimpinnya, karena kekuatan rasa kebersamaan rakyat dan pemimpinnya merupakan sebuah keniscayaan dan modal awal dari sebuah kemajuan daerah. ***

Related

berita 7377372321382583869

Posting Komentar

emo-but-icon

item