KKP DORONG NELAYAN PANGANDRAN TANGKAP IKAN BERKUALITAS TINGGI

PANGANDARAN-Saat ini nelayan di Kabupaten Pangandaran sangat luar biasa, pertama mereka sudah menyadari betul hidup mereka di laut, sehingga mereka selalu saling menjaga supaya laut tidak ada yang merusak, tetap lestari dan nelayan pun mengatur itu sendiri.

Kedua, nelayan Pangandaran sudah berelompok membentuk KUD yang juga luar biasa, sehingga  putaran bisnisnya pun bagus, ini dibuktikan dengan salah satu KUD yang omzetnya sudah mencapai Rp. 80 milyar per tahun, jelas  ini suatu peran ekonomi yang berbasis masyarakat yang sangat maju.

Demikian disampaikan Direktur Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ir. R Sjarief Widjaya, Ph,D, Frina, saat ditemui di depan gedung Balai bengong di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang saat acara kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.(24/4)

“Dan yang ketiga, kegiatan para nelayan ini  diruning oleh ibu-ibu, ibu nelayan ini  juga tidak tinggal diam bukan hanya bapak-bapaknya ke laut tapi ibu-ibunya juga mengolah ikan hasil tangkapan tadi menjadi produk yang punya nilai jual. “ungkap  Sjarief.

Dikatakan Sjarief, kebetulan sekali Pangandaran merupakan daerah wisata sehingga disamping nelayan ke laut ibu-ibunya pun menjual hasil produknya pada wisatawan, sehingga jika dilihat, tingkat kesejahteran nelayan Pangandaran rumah dan tingkat ekonominya bagus.

“Saya mengapresiasi sekali, dan mudah-muadahan kehidupan nelayan di Pangandaran ini bisa dicontoh oleh daerah-daerah lain. “kata Sjarief lagi.

Dengan bentang pantai Pangandaran sepanjang 91 km, menurutnya, sebenarnya persoalannya bukan berapa idealnya jumlah yang bisa dihasilkan, tetapi apakah dengan panjang pantai seperti itu volume ikan yang didaratkan bisa memberi kesejahteraan.

Jadi, lanjutnya lagi, pihaknya sekarang mendorong agar nelayan untuk tidak sembarang mengambil sebanyak-banyaknya tapi mengambil secara selektif ikan-ikan dangan kualitas tinggi, dan itu akan lebih cepat mensejahterakan daripada bicara volume.

Ikan kualitas tinggi dimaksud ukurannya cukup besar, misalnya bawal putih dengan harga Rp. 600-800 ribu per kg itu lebih menguntungkan daripada mengambil ikan kecil yang harganya lebih murah.

“Volumenya besar, tonasenya besar tapi harganya murah nah ini jangan kita biasakan. “jelas  Sjarief.

Kalau nelayan Pangandaran ini sudah bisa memilah ikan-ikan dengan kualitas tinggi, yang mana yang harus ditangkap dan selebihnya dia lepas, maka  rasanya sumber daya ikan tangkap di Pangandaran ini akan terjaga dan nelayannya juga akan lebih sejahtera.

“Minimalnya size ikan biasa dikonsumsi langsung itu yang paling mahal, ikan segar itu kan dikonsumsi langsung itu pasti untuk 2-3 orang, jadi antara 2-3 kg atau 1 kg itu satu angka yang maksimal. “terangnya lagi.

Kalau nelayan menangkap lebih besar lagi, 8 hingga 20 kg, menurut Sjarief, ikan tersebut sudah memasuki  matang gonad dan mereka sudah siap untuk bertelur memijah, sebaiknya ikan tersebut jangan ditangkap.

“Atau sebaliknya, ikan dengan ukuran lebih kecil, di bawah 1 kg atau 500 gram, itu juga jangan ditangkap karena dia punya potensi untuk berkembang lebih besar dan harganya lebih baik. “kata Sjarief.

Saat disoal fungsi Balai Bengong yang ada di PPI Cikidang, Sjarief menjelaskan, ini merupakan  gagasan Ibu Menteri KKP, Susi Pujiastuti. Dengan didirikannya Balai Bengong ini, ia berkeinginan agar kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai Indonesia bisa juga dirasakan nelayan yang ada di Pangandaran, oleh karena KKP ingin menyebarkan informasi sebanyak mungkin, dintaranya terkait bagaiman teknologi KJA Offshore dan teknologi kelautan lainnya di tempat ini.

Sore atau pagi hari setelah nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya, para nelayan bisa berkumpul disini sambil ngopi dan lainnya, Balai Bengong akan menyampaikan informasi, seperti, berapa harga ikan, cuaca hari ini dan kemajuan teknologi. Dengan begitu semua bisa berdiskusi  yang akan didampingi langsung petugas dari KKP.

“Dan seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Barat, PPI Cikidang yang tadinya milik Pemvrop Jabar sekarang diserahkan ke KKP sehingga kami yang akan mengelola, dan kalau kami yang mengelola otomatis perthatian KKP pun akan lebih besar dan kita mencoba ini menjadi satu centra perikanan yang hebat untuk nelayan Pangandaran. “pungkasnya. (hiek)

Related

berita 7636418739284978768

Posting Komentar

emo-but-icon

item