SEJARAH BUNKER PENINGGALAN JEPANG DI PANGANDARAN.

PANGANDARAN – Keberadaan goa peninggalan tentara jepang di kawasan Cagar Alam BKSDA resort Pangandaran sudah lama menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah bagi wisatawan yang berkunjung ke pangandaran. Selain menjadil tujuan wisata, goa jepang pun bisa menjadi referensi pendidikan para siswa bahwa di jaman penjajahan dulu tentara jepang pernah datang dan mempunyai pertahanan perang di Pangandaran.

Untuk mendapatkan informasi lengkap tentang sejarah keberadaan goa Jepang, para pemandu yang biasa memandu wisatawan di Cagar Alam pun banyak melakukan pengumpulan data-data dengan cara mendatangi saksi hidup.

“Sayang, saksi hidupnya sekarang sudah mulai berkurang paling tinggal beberapa orang padahal  sejarah goa jepang harus digali selengkap-lengkapnya,” ungkap Edi (46) salah seorang warga Pananjung. (18/01).

Menurut Edi, beberapa waktu lalu pernah ada wisatawan asal Jepang sengaja ingin melihat keberadaan gua tersebut, karena menurut wisatawan tersebut ia pernah bertugas menjadi tentara di wilayah Pangandaran. Ia sangat terkesan sekali dan wisatawan jepang itu pun banyak bercerita tentang liku-liku keberadaan gua Jepang.

“Sepertinya turis jepang tersebut sangat terharu seakan sedang menyaksikan kejadian beberapa waktu lalu saat ia tinggal di dalam gua tersebut. “kata Edi.

Untuk menambah referensi geberadaan gua, saat itu menurut Edi, ia pun sempat menggali informasi dari wisatawan jepang tersebut walau informasi yang didapat tidak banyak.

“Turis Jepang hanya bilang minta maaf kepada masyarakat Pangandaran yang sudah menjadikan warga pangandaran sebagai romusha, hanya bilang seperti itu,” kata Edi lagi.

Seperti diketahui, saat ini keberadaan goa Jepang selalu banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Cagar Alam Pangandaran.

“Jika saja ada legetimasi dari pemerintah tentang keberadaan goa tersebut dijadikan obyek wisata sejarah, saya optimis ke depan akan lebih banyak wisatawan yang datang mengunjungi goa tersebut,” tambahnya.

Sementara menurut salah seorang petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang, Yanuar Mandiri mengatakan, semasa perang dunia II Jepang berkepentingan atas sumber daya alam yang dihasilkan dari pangandaran  untuk mendukung perang Asia Timur Raya.

 “Selain tentaran Jepang membangun bunker di lokasi ini, sebelumnya bangsa Belanda pun sudah membuka jalur kereta api yang fungsinya sama, untuk mengangkut hasil  alam,” kata Yanuar.

Ditambahkan Yanuar, salah satu bukti sejarah,  baik bangsa belanda atau pun jepang tidak jauh berbeda, faktor keberadaan mereka karena sumber daya alam dan hasil bumi Jawa Barat salah satunya di pangandaran yang melimpah. Dan bukti sejarah lainnya, lanjut Yanuar,  pada masa  pertempuran perang dunia II, sebagian besar terjadi di laut dan serangan banyak dilakukan melalui jalur laut.

“Lokasi ini dipilih oleh jepang karena posisinya strategis dan dikelilingi bukit juga titik dan bisa menjadi tempat pendaratan masuk melalui laut,” imbuh Yanuar.

Sementara pembangunan bunker, menurut Yanuar, dikerjakan selama dua bulan oleh ratusan orang warga pribumi.

 “Kami pernah menggali informasi dari pelaku pembuat bunker ini, mereka mengaku mendaftar untuk bekerja membuat bunker dan mendapatkan bayaran waktu itu,” paparnya.

Hingga saat ini, lanjutnya,  penelusuran sejarah bunker Jepang atau yang sekarang lebih dikenal  dengan Goa Jepang di Cagar Alam Pananjung masih ditelusuri tim BPCB Serang.

Dalam catatan sejarah, masih kata Yanuar,  berdasarkan pengakuan pelaku sejarah yang masih hidup, Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942 melalui Tarakan, Kalimantan Utara.

"Goa jepang yang ada di Pangandaran itu tidak lama dipakai, karena saat pengerjaan bunker ini selesai tidak berselang lama ada berita Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh tentara sekutu, sehingga seluruh tentara Jepang saat itu ditarik mundur kembali ke negaranya.", pungkasnya. (AGE)

Related

Wisata 722396429478141047

Posting Komentar

emo-but-icon

item