WARGA PRIHATIN, SUNGAI CIJULANG KINI MULAI TERCEMAR

CIJULANG-Lingkungan alam sejatinya sangat penting bagi kehidupan manusia, karena di dalamnya terdapat mahluk hidup dan mahluk tak hidup yang saling ketergantungan. Jika lingkungan hidup sudah tidak terpelihara dengan baik, maka akan menyebabkan  bencana bagi seluruh penghuninya. Seperti bencana alam yang sering terjadi saat ini itu lebih banyak diakibatkan kurang sinergisnya antara manusia dengan lingkungan alam sekitar.

Sekarang berbagai polemik terjadi ini terkait penyelamatan lingkungan kawasan hutan dan sungai yang mulai rusak akibat masyarakat kurang memahami fungsi alam dan berbagai dampak yang akan ditimbulkan di kemudian hari dari  akibat kecerobohan dalam pengelolaan lingkungan alam sekitar.

Demikian dikatakan kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Pangandaran, Surya Darma, SH, MH saat ditemui di ruang kerjanya.

“BPLH akan terus melakukan langkah-langkah preventif guna mengatasi hal tersebut sebelum semua kerusakan lingkungan ini semakin parah. “tegas Surya.(3/11).

Surya menambahkan, lingkungan hidup mempunyai konsep sentral dalam ekologi yang disebut ekosistem dan mempunyai hubungan antara komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Jadi tanpa perbuatan atau campur tangan manusia yang berlebihan, sesungguhnya siklus alam dengan sendirinya akan tetap terjaga, karena kerusakan yang ditimbulkan, dapat dikembalikan lagi oleh alam secara alami.

“Tetapi jika kerusakan alam itu dilakukan oleh manusia, maka itu akan sulit dikembalikan lagi oleh alam, apalagi mengembalikan seperti semula", ungkapnya lagi.

Sekarang, menurutnya, pihaknya sudah membentuk Satgas Lingkungan Hidup yang di dalamnya melibatkan para camat dan kabid-kabid di BPLH dengan tujuan melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup.

Jadi nanti, lanjut Surya, bisa dibuat deskripsinya, setelah dilakukan penelitian bersama para satgas lingkungan tentang layak atau tidaknya wilayah tersebut didirikan bangunan terutama yang berada di sempadan sungai juga terkait pencemaran dan penebangan di kawasan hutan dan selanjutnya hasil deskripsi tersebut langsung diserahkan kepada bupati.

"Dan saya akan terus berkordinasi dengan semua petugas BPLH juga para satgas lingkungan yang ada dilapangan" imbuh Surya.

Di tempat terpisah, salah seorang pengelola body rafting warga Cidahu Batukaras, Rahmat (45), mengatakan, ia siap membongkar bangunannya yang berada di sempadan sungai Cijulang, Green Canyon bila memang kebijakan yang dikeluarkan Pemkab Pangandaran seperti itu.

"Dengan kesadaran diri sendiri, saya sebagai pengelola atau pemilik Body rafting Baraja siap membongkar bangunan saya, demi menyelamatkan dan melestarikan tempat wisata Green Canyon, apalagi saya asli orang Cijulang punya tanggung jawab moral dan harus bisa memberi contoh baik kepada masyarakat lainnya."ungkap Rahmat.

Hal senada dikatakan H.Ayo Sahyo, menurutnya, masyarakat harus bisa menjaga aset wisata Green Canyon jangan sampai tercemar, karena ulah para pengusaha yang kurang peduli pada lingkungan.

“Ini tanggungjawab kita semua seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Cijulang. “kata Sahyo.

Tokoh agama Kecamatan Cijulang, H.Atang Abdul Halim, merasa ikut peduli dan harus bicara menanggapi berita tentang pencemaran di area Obyek Wisata Green Canyon. Menurutnya, seluruh warga Cijulang harus dibangun lagi kesadaran untuk lebih mencintai alam dan menjaga lingkungan dari pencemaran di sekitar tempat tinggalnya.

"Mari kita bahu membahu, bersama-sama menjaga kawasan wisata yang ada di Cijulang agar jangan sampai tercemar, juga kita lebih memperindah lagi Obyek Wisata Green Canyon yang berada di aliran sungai Cijulang"ungkap tokoh agama Kecamatan Cijulang ini. (AGE).

Related

berita 649050322277218826

Posting Komentar

emo-but-icon

item