SAATNYA MEMBANGUN OPTIMISME RAMADHAN

*oleh: HARIS FIRDAUS

Jika saja seorang petani merasa sangat senang dan bahagia ketika melihat tanamannya subur dan menguning. Ia yakin masa panen akan segera tiba. Segala kepayahan dan rasa cape nyaris sirna saat itu juga. Sekedar melihat pun ia merasa amat senang. Padahal ia belum memetiknya.

Seorang pedagang sungguh amat senang dan bahagia jika musim ramai tiba. Ia senang dan bahagia karena di musim ramai terutama hari libur panjang, ia dapat mengeruk keuntungan yang tidak biasa dari dagangannya. Padahal baru menjelang musim rame. Sekali pun begita suasana hati sudah merasakan kesenangan dan kebahgaiaan.

Saat ujian akhir telah selesai, bagi pelajar dan mahasiswa adalah kesenangan dan kebahagaiaan tersendiri. Karena sekian lama waktu dihabiskan untuk belajar dan mengahapal. Saatnya untuk menanti berita kelulusan.

Pancaran kesenangan dan kebahgaiaan itu semua muncul karena bertumpu pada harapan dan impian yang baik, menjanjikan dan semangat yang tidak biasa. Petani, pedagang, pelajar atau siapapun akan merasakan pantasi berasa dan berpikir yang hampir sama, menanti sebuah harapan yang positif.

Demikian, selayaknya seorang muslim berasa dan berpikiran senang dan bahagia karena akan kedatangan suatu bulan yang hari-harinya penuh dengan lipatan pahala. Lipatan pahala ini jauh menjangkau rasa dan pikir atau nalar manusia. Bagaimana tidak, hanya dengan dua rakaat qabla Shubuh saja sudah jauh lebih baik nilainya dan pahalanya dibanding dunia dan seisinya. Bagaimana dengan pahala yang sunat dan wajib di bulan berkah ini?  Tentu jauh menjakau sekedar pikiran kita.

Maka tidak ada alasan untuk tidak senang dan bahagia menyambut kedatang syahru Ramadlon syahrun mubarokun ini.

Kendati di tengah-tangah ujian yang cukup berat hari ini maraknya teror virus covid 19 corona, sama sekali tidak mengurangi optimisme kita menyambut dan mengisi syahru Ramadhan. Sekalipun aktivitas sangat dibatasi yang tidak biasa kita alami, Insyaallah keikhlasan dan tawakkal kita akan menambah kualitas ibadah kita lebih merasa, terasa dan khusyu'. Dan pada waktu yang sama Insyaallah akan mempercepat menjauhnya wabah penuh teror ini.

Lipatan pahala ini tergambar dari sabda Nabi Saw, bahwa pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Artinya, Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membuka selebar-lebarnya pintu kebaikan, yang tentu semakin kita banyak berbuat kebaikan semakin besar lipatan pahala yang diraih.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka". (HR. Al-Bukhari no 1765).

حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan kepada saya Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepada saya Ibnu Abu Anas, maulanya at-Taymiyyiin bahwa bapaknya menceritakan kepadanya bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahannam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu". (HR. Al-Bukhari no. 1766).  (Penulis adalah wartawan PNews)

Related

berita 4507173591193728898

Posting Komentar

emo-but-icon

item