RANGGA: “PROSESI BUDAYA RUAT JAGAT SILA SAAMPARAN, UNGKAPAN PUJI SYUKUR PADA SANG PENCIPTA”

RANGGA
Dalam satu wawancara khusus dengan salah seorang tokoh budaya dan seniman Batuhiu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, Rangga, diceritakan, prosesi budaya Ruat Jagat Sila Saamparan ini merupakan tradisi masyarakat di obyek wisata pantai Batuhiu. Ruat Jagat Sila Saamparan, dalam bahasa sunda mengandung arti, merawat alam, baik alam lahir atau pun alam batin.

Secara lahir kehidupan ini tidak lepas dari interaksi langsung dengan alam dengan habitatnya, sedangkan merawat alam secara batin untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan yang disimbolkan dengan kegiatan budaya.

 “Makanya kami namakan Ruat Jagat sila samparan, karena ternyata budaya sangat kaya dengan falsafah dan filosofi kehidupan, “ungkap Rangga.(20/9)

Ruat jagat sila saamparan merupakan ungkapan puji sukur pada Yang Maha Kuasa atas semua limpahan  nikmat yang dirasakan.

Intinya dalam prosesi budaya ini, bagaimana cara manusia menyerahkan diri dan bersukur pada Tuhan yang dikemas dalam kegiatan budaya dan kearifan lokal.

Selain harapan even kebudayaan bisa menjadi ajang promosi wisata, kata Rangga, konsep budaya ini nanti bisa menjadi komoditas yang bisa dijual pada wisatawan.

Rangga juga menuturkan, simbol empat air yang lalu disatukan lalu dilarung (dibuang) ke laut, menurutnya, ini merupakan sebuah palsafah saja. Air yang diambil dari empat titik mata air di empat  penjuru angin, mengandung arti pada diri manusia itu selalu mempunyai rasa, ucap, keinginan dan pemikiran. dan dengan disatukannya air tersebut, disimbolkan, rasa, ucap, keinginan dan pikiran yang berbeda satu dengan lainnya bisa menyatu dan larut seperti air.

“Lalu kita taburi bunga, artinya mudah-mudahan nama Pangandaran bisa harum hingga ke mancanegara seperti sipat bunga yang harum. “tutur Rangga.

Rangga juga menceritakan, di Batuhiu ada peninggalan gamelan yang biasa digunakan untuk mengiringi Ronggeng Gunung, peninggalan tahu 1773 M. Dengan bukti peninggalan tersebut, kata Rangga, bisa dipastikan cikal bakal kesenian Ronggeng Gunung, kesenian khas Kabupaten Pangandaran ini berasal dari kawasan Batuhiu.

“Sementara empat makam yang ada di atas bukit, konon kata para sesepuh disana itu makam empat tokoh penyebar agama Islam di kawasa Batuhiu dan sekitarnya, “pungkas Rangga. (PNews) 

Related

budaya 5936602468199683705

Posting Komentar

emo-but-icon

item