PERNAH MENDAPAT PENGHARGAAN, KINI TRANSLOK NEGLASARI PERLU PERHATIAN PEMERINTAH

TASIK NEWS-Beberapa tahun ke belakang (sekitar tahun 2002) di atas tanah seluas 9 hektar dulunya ditumbuhi rumput ilalang liar dan beberapa aneka pohon buah-buahan. Pada Tahun 2003 tanah pengangonan itu kini disulap menjadi pemukiman warga, tepatnya transmigrasi lokal (translok) asal Aceh.

Pemerintah pada waktu itu menyediakan pemukiman baru bagi  penduduk translok pasca kerusuhan Aceh tersebut di dua tempat, di Kecamatan Jatiwaras dan Bojonggambir. Penduduk translok yang ditempatkan di Sanggariang  Desa Neglasari Kecamatan Jatiwaras, menempati tanah milik desa dengan sistem sewa kontrak selama 15 tahun dan warga translok Neglasari pada waktu itu ada 150 Orang, 60 orang penduduk Aceh dan 90 orang pribumi.

Seiring perkembangan jaman kini wajah kawasan hunia translok pun berubah, di lokasi yang tadinya hutan alang-alang pun sudah beridiri lembaga pendidikan yang menjadi tempat perkembangan dunia pendidikan, di bawah naungan Yayasan Al- Muhajirin.

Yayasan yang berdiri Tahun 2007 tersebut mengelola berbagai tingkatan lembaga pendidikan, diantaranya Taman Kanak-kanak Translok, PKBM Al - Muhajirin, MTs Neglasari, SMK Umul Quro serta mengelola program kesetaraan Paket A,B dan C.

Menurut ketua Yayasan Al- Muhajirin, Jaenudin,S.Pd,MM.Pd, hampir semua fasilitas pendidikan yang ada di Sanggariang hasil swadaya masyarakat.

"Pada tahun 2012 kami juga pernah mendapat bantuan dari gubernur jabar sebanyak dua lokal." Ungkap Jaenudin.

Jaenudin mengakui, kendati sudah berdiri lembaga pendidkan di translok namun perkembangannya masih tersendat sendat karena adanya beberapa kendala, seperti kurangnya publikasi, ketersediaan fasilitas pendidikan yang masih belum optimal juga akses jalan menuju kelokasi pendidikan masih perlu perbaikan.

"Untuk pendidikan anak sendiri, semua tenaga pengajar kami sarjana,"terangnya.

Hal senada diungkapkan Mantan Kepala UPT Translok, Tri Sutrisno, salah satu pendorong perkembangan kemajuan di translok, salah satunya dengan hadirnya lembaga pendidikan.

Dikatakan Tri, dan salah satu faktor pendukung kemajuan lembaga pendidikan yang ada di translok harus tersedia sarana infrastruktur jalan menuju ke lokasi yang bagus.

Tri berharap perjuangan yang dirintis mulai dari nol dan dilakukan secara swadaya masyarakat untuk eksistensi translok kedepannya ini bisa ditindak lanjuti pemerintah.

"Ulah dianteupkeun, lebar  karena sekarang pemerintah tinggal melanjutkan apa yang sudah dilakukan masyarakat secara swadaya," “kata Tri, saat ditemui di lokasi.


Pada tahun 2006, kata Tri, translok Neglasari pernah dijadikan translok percontohan di Jawa Barat dan menjadi ajang study banding pemerintah DI Jogjakarta. Bukan tanpa alasan, penghargaan tersebut diperoleh karena hingga saat ini perkembangan kemajuan dan eksistensi warga transmigrasi masih tetap bertahan di pemukiman yang disediakan pemerintah.

"Malah anggota DPRD Aceh pun pernah berkunjung kesini karena ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri tentang  perkembangan translok di Neglasari dan katanya masih bermukim di lahan transmigrasi dan mampu berkembang. “kata Tri lagi. (RUSDIANTO)


Related

TASIK NEWS 7097402099106903609

Posting Komentar

emo-but-icon

item