JELANG UPACARA MILANGKALA HARI JADI Ke 6, PEMKAB PANGANDARAN LAKUKAN ZIARAH KE MAKAM PEJUANG PEMEKARAN

Menjelang acara puncak peringatan upacara Hari Jadi Kabupaten Pangandaran Milangkala ke 6, bupati dan wakil bupati, H. Jeje Wiradinata-H. Adang Hadari yang didampingi sejumlah pejabat di lingkup pemerintahan daerah, melakukan ziaran, tabur bunga dan alunan doa’ di makam para pejuang pemekaran Kabupaten Pangandaran.

Rangkaian ziarah tersebut dimulai dengan mengunjungi makam, H. K. Djudju Yoesmana Miharja di Kecamatan  Cigugur, KH. Ahmad Tajudin di Parigi, KH Al As'ari di Parigi, H. Yusro di Parigi, H. Hamdi di Cimerak, KH Agan Didi di Cijulang, Makam Sembah Agung di Cijulang dan Makam Sembah Tafsir di Cijulang.(23/10)

Yang disusul pada hari kedua (24/10) ke makam Sony Agustiana di Kamurang Desa Babakan Pangandaran,  Midjan di TPU Karangsari Desa Babakan Pangandaran, H Maman di Dusun Parapat Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran dan terakhir ke makam Almarhumah Hj. Endah Surtinah Hadari (istri Wakil Bupati H. Adang Hadari) di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang.

Menurut salah seorang anggota Presidium Pemekaran Kabupaten Pangandaran asal Desa Parigi, Ian Muchlis, Ian merasa bersyukur setelah Pangandaran memisahkan diri dari Kabupaten Ciamis, malah sekarang menjadi Daerah Ototnomi Baru (DOB) terbaik se-Indonesia.

kata Ian, tujuan pemekaran ini diharapkan warga Pangandaran itu bisa bebas mengelola potensi yang ada di wilayah Pangandaran agar bisa klebih maju dan sejahtera.

“Kini setelah kita punya pemerintahan sendiri, kita  dapat merasakan manfaatnya, antara lain, pendidikan gratis dari tingkat SD sampai tingkat SLA, peningkatan layanan kesehatan tidak hanya orang miskin saja, orang kaya pun diberikan biaya kesehatan gratis. :”kata Ian.(23/10)

Ia menambahkan, tapi alangkah lebih bijaknya apabila anggota presidium yg masih hidup pun  bisa mendapat diperhatikan dari pemerintah daerah, karena para pejuang pemekaran sendiri terdiri dari status sosial dan ekoniomi yang berbeda satu dengan yang kainnya, maka menjadi wajar jika anggota presidium diberikan penghargaan dalam bentuk yang lain.

“Umpamanya diberi insentif atau apalah namanya. “tutur Ian.

Ian juga mengatakan, termasuk untuk yang saat proses pemekaran ikut berkiprah dan berjuang bersama-sama masyarakat diberi kesemopatan dalam mengembangkan karirnya sesuai kemampuan dan komfetensi yang dimilikinya.

“Mungpung sekarang mereka masih ada. “imbuhnya. (ANTON AS)

Related

berita 8306844923086529330

Posting Komentar

emo-but-icon

item