BENARKAH MENINGKATNYA INFRASTRUKTUR DAN INFORMASI PENGARUHI DUNIA USAHA ?

PANGANDARAN-Kelesuan transaksi jual beli perdagangan akhir-alkhir ini banyak dikeluhkan pedagang di Pangandaran kalangan pengusaha ritel. Dari mulai jenis barang sembako, otomotif, furniture hingga pedagang sayuran di pasar-pasar tradisional. Menurut mereka, hampir dua bulan terakhir ini jika diambil rata-rata para pedagang sedang mengalami lesu pembeli. Merosotnya produktivitas di sektor perdagangan dan eceran sudah pasti akan mengoreksi capaian pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Menurut Direktur Utama BPR BKPD Pangandaran, Aep Sulaeman, SE, ini terjadi diakibatkan beberapa faktor. Dan salah satu faktor tersebut, menurut Aep, ada mata rantai yang terputus antara podusen dan konsumen.
“Jika dulu urutannya, dari produsen ke grosir, pengecer terus ke konsumen. “terang Aep.(4/9)

Dengan semakin bagusnya sarana transfortasi dari desa ke kota dan informasi yang semakin mudah, sekarang konsumen bisa langsung membeli ke produsen. Sekarang dengan bagusnya infrastruktur jalan, masyarakat yang ada di pelosok yang tadinya enggan pergi ke kota karena jalan yang buruk, kini sebaliknya. Tersedianya kondisi jalan yang bagus, sakarang hanya butuh waktu relatif singkat untuk pergi berbelanja langsung ke pusat kota, bahkan kota-kota besar di luar Pangandaran.

“Dengan demikian, otomatis tentunya ada beberapa alur yang dilewati. “terangnya lagi.

Aep juga mengatakan, bisa saja dengan semakin maraknya sistim perdagangan online membuat sepi transaksi riil di masyarakat. Ditambah rendahnya daya beli masyarakat, menurut Aep, jelas akan mengurangi nilai transaksi perdagangan baik di pasar atau warung-warung pengecer di tengah-tengah masyarakat.

“Menurunnya daya beli itu, karena selama ini memang kenaikan harga tersebut tidak diimbangi kenaikan tingkat pendapatan sehingga disaat harga barang melambung tinggi, daya beli masyarakat langsung anjlog. “kata Aep lagi.

Di tempat terpisah, Ketua Kadin Kabupaten Pangandaran, H. Teddy Sanjaya saat ditemui di kediamannya mengatakan, lesunya dunia usaha saat ini bisa juga dipengaruhi persaingan antara pengusaha yang semakin ketat dan sangat terbuka bebas.

“Ada baiknya kita harus mengikuti pada trend bisnis yang sekarang sedang berjalan. “ungkapnya. (12/9)

Tapi kelesuan dunia usaha saat ini, menurut teddy, tidak berlaku untuk semua komoditi. Sebab, ada beberapa produk tetap stabil bahkan kekurangan barang. Bisa jadi untuk jenis usaha  otomotif, furnitur dan elektronik sekarang sedang sepi. Tapi, lanjut Teddy, itu tidak terjadi pada komoditas hasil bumi, seperti gula semut, gula kelapa, ikan laut dan lainnya.

“Contohnya, untuk gula semut, kami malah sekarang kurang barang karena banyak permintaan pasar. “terang Teddy.

 Di Kabupaten Pangandaran sendiri, masih kata Teddy, produksi kerajin tangan (handycraft), olahan makanan berbahan hasil laut atau hasil bumi sangat prosfekstif sekali. Hanya karena tidak dibarengi dengan gencarnya promosi dan cara pengemasannya yang masih tradisonal, sehingga produk-produk tersebut kurang dikenal.

“Makanya saya sering himbau, jika ada pelatihan e-commerce, sebaiknya diikuti dan Kadin Pangandaran siap untuk memfasilatasinya. “tegas teddy.

Ditambahkan Teddy, pemerintah diharapkan hadir saat pelaku usaha membutuhkan pelatihan ketrampilan, pemasaran dan pembinaan lainnya untuk menumbuh kembangkan sektor UMKM .

“Dan yang paling penting lagi, para pelaku UMKM pun diusahakan harus bisa mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut. “imbuhnya. (hiek)






Related

berita 9164367423410038301

Posting Komentar

emo-but-icon

item