UGA KACIJULANGAN BISA JADI REFERENSI RUTR-RT RW KABUPATEN PANGANDARAN

Cijulang ngadeg ku anjeun
CIJULANG – Jas Merah, "Jangan sampai melupakan sejarah", begitu tajuk pidato presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno  saat pidato sebelum lengser dari kursi kepresidenannya. Satu nilai pelajaran buat generasi muda yang saat ini sudah mulai melupakan sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah daerahnya sebagai salah satu kearifan lokal.

Referensi sejarah lokal di Pangandaran kini mulai punah, hal tersebut terjadi karena dokumen sejarah itu sendiri tidak diarsipkan secara baik. Selain itu pelaku dan saksi mata pun satu persatu tutup usia sebelum bisa mewariskan ceritra kepada generasi selanjutnya.

Salah satu sejarah kearifan lokal yang kini mulai punah, diantaraanya sejarah Kacijulangan, padahal dalam kitab Kacijulangan disana tertulis beberapa sejarah dan keterangan yang sudah tersusun oleh para karuhun atau orang terdahulu dari berbagai aspek dan kalangan.

Salah seorang tokoh masyarakat Cijulang, Abdul Gopar yang akrab disapa Opang menuturkan, arah pembangunan dan zonasi daerah yang saat ini masuk ke Kabupaten Pangandaran telah tertera dalam uga kacijulangan yang dirintis oleh Raden Wiratanu Ningrat.

Menurut Opang, Uga merupakan ceritera orang tua dulu yang turun temurun dalam bentuk siloka atau kiasan yang diprediksi akan terjadi pada masa mendatang.

“Kini beberapa uga pun saat ini sudah menjadi kenyataan,” kata Opang.

Masih dikatakan Opang, adanya pembangunan Bandara Nusawiru, Pelabuhan Laut Regional dan areal pertambangan di Kecamatan Cimerak pun sudah tertera dalam Uga.

Uga adanya pembangunan pelabuhan di Bojongsalawe menurut Opang, tertera kalimat  lamun kembang wijayakusuma kasiram minyak, kalakay nyampay ka Batukaras.

“Artinya, kalau pelabuhan Cilacap telah penuh dengan pertambangan minyak maka di Bojongsalawe akan dibangun pelabuhan baru,” tambah Opang.

Begitupun dengan lokasi Bandara Nusawiru, menurut Opang, juga terkandung dalam uga Kacijulangan ada kalimat, Sodongkopo bakal jadi pangeuntreupan papatong, ngan lamun hanteu tartib hartosna parele bakal papatong beneran anu euntreup, artinya harus dibangun dulu perekonomian masyarakatnya, juga pariwisatanya baru Bandara Nusawiru bisa dibangun atau.dikembangkan.

Selain itu, adanya aset pertambangan di wilayah Kecamatan Cimerak, lanjut Opang,  disimbolkan oleh jalur jalan kereta api yang dalam tujuan Belanda waktu itu akan mengeruk kekayaan emas dalam bentuk batu pirit atau emas muda.
“Raden Wiratanu Ningrat pun telah melakukan pemetaan untuk areal pertanian yang lokasinya di daerah Kecamatan Lakbok dan Padaherang,” papar Opang.

Opang menyebutkan, seandainya saja ada pelestarian sejarah dan budaya yang dipahami masyarakat, tentunya Pemerintah Daerah pun bisa menyadur referensi dalam Uga tersebut.

“Sebab dalam Uga pun tertera pemetaan zonasi untuk perekonomian, dan bisa dijadikan acuan RUTR dan RTRW,” pungkasnya. (AGE).

Related

budaya 5111978880198111947

Posting Komentar

emo-but-icon

item