31 EKOR RUSA KELUAR KAWASAN CAGAR ALAM PANGANDARAN, HIMAWAN: “PERHUTANI PERLU BANYAK PEMBENAHAN KAWASAN...”

PANGANDARAN-Maraknya rusa yang selama ini keluar dari kawasan Cagar Alam (CA) Pangandaran, menjadi perhatian serius pihak KSDA. Pasalnya, hewan-hewan tersebut kerap tidak pulang dan menimbulkan masalah di masarakat. Diperkirakan ada 31 ekor rusa yang keluar dan menetap di luar kawasan, dengan tetap berkeliaran di sekitar obyek wisata pangtai barat dan timur pangandaran. “ini menjadi perioritas perhatian kami sebagai pemangku kawasan. “ Ungkap Kabid Wilayah III KSDA Ciamis, Himawan saat ditemui PNews usai pertemuan dengan pihak perhutani, Pemerinbtahan Desa Pangandaran, Pananjung dan masarakat di kantor KSDA Resort Wliayah XX Pangandaran.(11/8).

Ditegaskan Himawan, KSDA sendiri terkait rusa-rusa tersebut sedang mengadakan survey, mana rusa yang selalu berada di luar dan menimbulkan konflik dan mana rusa yang masih bisa dilakukan pembinaan habitat di dalam dan pembinaan populasinya. “Untk yang selalu menimbulkan konflik kita memang sedang memproses segala sesuatu terkait dengan rencana-rencana penanganan termasuk dilakukan penangkaran, “Ungkap Himawan.

Termasuk juga pembuatan sangkuary di dalam kawasan, lanjut Himawan,  akan dibicarakan  bersama dengan unsur-unsur terkait. “Karena penangkaran rusa bagi kami bukan hanya sekedar solusi tapi juga akan kita geser menjadi satu daya tarik wisata. “Kata Himawan
Untuk selolusi penangkaran yang akan dikelola pihak ke tiga sendiri itu sudah diatur dalam SOP

Pemberian Izin Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 19/Menhut-II/2005 Tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar. “Jadi masalah tersebut, kami akan mengadakan kominikasi internal dulu. “Terang Himawan.
   
Disoal adanya dua pengelola di taman wisata Cagar Alam pangandaran, Himawan mengatakan, wajar jika selama ini ada kesan seperti itu. Padahal, menurut Himawan,  sebagai pengelola tetap hanya satu, KSDA. Taman wisata alam itu sebagian wilayahnya sudah diberikan ijin konsesi dalam bentuk ijin pengelolaan pariwisata alam kepada Perum Perhutani. Dalam pelaksanaannya, memang harus berkordinasi dengan pemangku wilayah, Resort Wilayah XX Pangandaran dan Seksi Konsesi Wilayah VI Tasikmalaya. Karena sifatnya kordinasi, maka pengelolaan aktif dalam untuk wilayah konsesi tetap ada di perhutani. “Sedangkan dalam pengurusan satwa yang ada di area kelola perhutani tetap harus dikerja samakan dengan KSDA, karena pihak KSDA sebagai pemangku cagar alam dan kawasan alam tidak memberikan konsesinya. “Jelas Himawan lagi.

Menurut Himawan, sebaiknya semua harus bisa mengelola masalah ini menjadi satu potensi. Ketika rusa dipandang menjadi satu masalah, sebaiknya hal tersebut  harus bisa dirubah menjadi satu daya tarik wisata. “Bagaimana kita menej masalah ini agar bisa menjadi sebuah potensi. “Imbuh Himawan.

Disoal kurangnya sarana dan kelengkapan di tempat akifitas wisata dari perhutani, Himawan menegaskan, semuanya memang harus dikomunikasikan dengan baik antar perhutani dan KSDA selaku pemangku kawasan dan pengelola kawasan cagaralam dan sebagian taman wisata alam, “Oleh karena itu pengelolaannya tidak akan bisa sendiri-sendiri, perhutani harus bersama-sama dengan pemda, masarakat dan KSDA sebagai pemangku kawasan. “Ujar Himawan lagi.
   
Dikatakan Himawan lagi, pertemuan yang digags kali ini pun sebenarnya mau menggodok dan merumuskan kembali cita-cita dari pengelolaan wisata alam  Cagar Alam Pangandaran ini. “Inilah sebenarnya yang akan kami dorong supaya bisa bersama-sama menjaga asset ini sebagi wisata yg memang menjadi destinasi utama di jawa barat sesuai dengan yang ada pada visi-misi pemkab pangandaran. “Tambahnya.
   
Soal kurangnya sarana kelengkapan yang ada kawasan wisata Cagar Alam pangandaran, Himawan mengtakan, ini menjadin masukan yang sangat menarik dan sudah ditindaklanjuti pihak KSDA. “Dan saya lihat di lapangan, perhutani pun sudah mulai menindaklanjuti, tapi  mungkin belum seluruhnya. “Ungkapnya lagi.
   
Oleh karena itulah, menurut Himawan lagi,  sebenarnya unsur-unsur pengawasan, saran dan lainnya memang harus perlu ditingkatkan, karena selaras dengan harapan visi-misia bupati Kabupaten Pangandaran, untuk menjadikan pangandaran sebagai tujuan wisata dunia. Dan terkait dengan pengelolaan wisata diharapkan perhutani bisa lebih ditingkatkan sarana kelengkapnnya. “Saya pikir perhutani perlu banyak membenahi, dan masalah puas dan tidaknya  itu kita serahkan pada wisatawan bukan pada kami karena justru karena pengunjung inilah saya katakan sangat perlu sangat dibenahi. “Pungkas Himawan. (hiek)

Related

berita 5357450780010182557

Posting Komentar

emo-but-icon

item