SAFARI GERAKAN NASIONAL GEMAR MEMBACA 2016, DRS. MUH. SYARIF BANDO, MM: “Tingginya Budaya Tutur Dibanding Budaya Baca..”

PANGANDARAN-Pemerintah Kabupaten Pangandaran Jawa Barat menggelar kegiatan gerakan gemar membaca buku sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam memajukan daerah. Dengan menghadirkan pembicaraa seperti, Puti Guntur Soekarno Putri Anggota komisi X DPR RI, Drs. Muh. Syarif Bando, MM dari perpustakaan Pusat dan DR.Oom, Kepala Perpustakaan Jawa Barat.
Pada acara yang digelar di Islamic Center tersebut, Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata secara tersirat mengatakan akan mebangun dua gedung perpustakaan daerah yang refresentatif. “pemerintah pangandaran sangat resfek sekali pada kegiatan gemar membaca, dan kami pun Insaalloh akan membangun gedung perpustakaan yang ramah lingkungan.” Ungkap Jeje.(13/5).

Dikatakan Jeje, dengan dibangunnya gedung perpustakaan, diharapkan dapat merangsang minat baca bagi masyarakat khususnya anak-anak sekolah di daerah agar tidak ketinggalan dengan daerah lainnya. “Dengan gerakan gemar membaca buku, diharapkan pula  bisa meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia-red) dengan melaksanbakan langkah-langkah kongkrit serta realistis. “Ungkap Jeje lagi.
Sementara Puti Guntur Soekarno Putrri dalam diskusinya mengatakan, saat dirinya masih kecil sering dibacakan dongeng oleh neneknya (Ibu Fatmawati) dan cerita tentang beberapa tokoh suri tauladan. “Walau berawal dari membaca buku dongeng, tapi sejak saat pula tumbuh pada diri saya kegemaran membaca yang sangat bermanfaat. “Kata Puti.

Menurut Puti, buku merupakan gudang ilmu, maka jika ingin mengetahui dunia dan pengetahuan lainnya harus dibiasakan membaca. Karena dengan membiasakan membaca buku, walau dimulai dengan buku-buku dongeng, maka dari hari ke hari pengetahuan diri pun akan bertambah.
Ditambahkan Puti, kegiatan membaca adalah bagaian pancasilais, karena dengan gemar membaca secara langsung membangun karakter bangsa yang bermartabat. “Saya sebagai anggota komisi X DPR RI yang ada salah satunya menangani pendidikan sangat respon sekali ketika ada kegiatan perpustakaan dan kegiatan gemar membaca. “ Imbuh Puti.

Hal senada dikatakan Kepala Perpustakaan Jawa Barat,  DR. Oom, pihaknya sangat memperhatikan perkembangan perpustakaan di Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran. Apalagi secara kebetulan ia pun lahir di Pangandaran, tepatnya di Dusun Astamaya Desa Parigi. Maka secara pribadi pun Oom merasa terpanggil untuk bisa lebih mengembangkan dunia perpustakaan yang salah satu fungsinya menbuat masarakat agar gemar membaca. “Saya memberikan apresiasi pada Bupati Pangandaran, Bapa H. jeje Wiradinata yang mempunyai rencana akan membangun gedung perpustakaan yang dalam pembangunannya nanti tidak akan meninggalkan ciri daerah dan ramah lingkungan. “Kata Oom.

Menurut Oom, karena kegiatan membaca itu biasanya berawal dari pendidikan di rumah, maka peranan ibu-ibu sangat strategis untuk mengajak anak-anaknya agar membiasakan dari untuk gemar membaca. “Tadi saya sempat berbincang dengan Ibu Ida Wiradinata sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran, kata beliau akan memasukan program membaca pada setiap kegiatan PKK di Pangandaran. “Kata Oom lagi.

Dituturkan Oom, walau saat ini minat baca di Provinsi Jawa Barat tergolong relatif rendah, tapi pihaknya akan terus berusaha bagaimana meningkatkan minat baca di masarakat jabar hingga nantinya membaca jadi salah satu kebutuhan hidup. “Karena dengan membaca, seperti dikatakan bupati tadi, bisa meningkatkan IPM di pangandaran. “Imbuh Oom.

Masih di tempat yang sama, Drs. Muh. Syarif Bando, MM secara umum mengatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk 253,60 juta jiwa dari 17 jumlah penduduk.504 pulau dan terdiri dari 1.340 suku bangsa dan 546 bahasa, dalkam gemar membaca masuk dalam peringkat 108 dari 187 negara dunia. Perungkat Indonesi ada di bawah ururtan Negara asean seperti Singapura (26), Brunei (33), Mlaysia (61),  Thailand (103) dan Filioina (112). Sedangkan secara pemahaman, menurut Syarif, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, cetak dan atau rekam secara professional dengan sistim yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, informasi dan rekreasi para pemustaka. “Salah satu faktor rendahnya IPM  di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan masarakat. “Ungkap Syarif.

Dikatakan Syarif, peningkatan kualitas masarakat dalam pengembangan diri menambah ilmu pengetahuan secara mandiri mengalami banyak kendala. Diantaranya belum meratanya penyebaran bahan perpustakaan untuk masarakat. “Selain itu tingginya budaya tutur dibanding budaya baca di masarakat. “Terang Syarif.

Agar pemberdayaan perpustakaan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya manusiua (SDM), menurut Syarif, perlu dikembangkan perpustakaan dan minat baca masarakat lebih serius sebagai upaya mewujudkan Indonesisa gemar membaca dalam membangun karakter bangsa. “kehadiran institusi perpustakaan dengan dukungan pustakawan yang berkompeten seyogyanya mampu menyediakan dan menyediakan bahan bacaan yang berkualitas sesuai dengan budaya lokal berciri khas Indonesia. “Terang Syarif lagi.

Sementara kewajiban Pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota, menurut Syarif sudah diatur dalam Undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 8, yang menjamin penyelenggaraan dan pembangunan perpustakaan yang ada di daerah. (hiek)

Related

berita 2900395537995771756

Posting Komentar

emo-but-icon

item