Sekdis Pendidikan Tasikmalaya, Mengabdi Tak Hanya Dengan Pikiran Tapi Juga Harus Dari Hati
Hal ini disampaikan dalam sambutan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tasikmalaya Edi Ruswandi H, S.Pd., MM, saat melakukan
monitoring Pembinaan dan Evaluasi penilaian tahun 2024 pada 169 ASN dan P3K di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, bertempat di gedung PGRI KEC Cikatomas.(23/07)
Edi juga menekankan terkait pentingnya pembinaan terhadap ASN di lingkungan Disdik Wilayah Cikatomas ini untuk memastikan kebijakan tenaga pendidik agar lebih terarah dalam proses belajar mengajar, serta perlunya motivasi bagi para tenaga pendidik agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
"Saya berharap melalui pembinaan ini, ada kesamaan target dari tenaga pendidik terhadap apa yang ingin dicapai," tegasnya.
Menurutnya, akan menjadi sulit jika tenaga pendidik tidak dapat menyampaikan materi yang seharusnya kepada peserta didik, padahal sekarang dengan teknologi para siswa sudah mulai paham terhadap situasi-situasi yang sangat berbeda dengan zaman dulu.
Karen sekarang informasi sudah terbuka, maka kata Edi, harus disesuaikan dengan program pola belajar mengajar yang tentu harus disesuaikan dengan situasi kondisi dan juga tata aturan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan.
Pendidikan juga, imbuh Edi, akan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sehingga kemampuan tenaga pendidik menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan IPM tersebut.
Edi juga mengajak serta menyemangati agar semua tenaga pendidikan ini lebih termotivasi, lebih ikhlas, terus mengembangkan pendidikan dan kemampuan serta membuka cakrawala luas daripada informasi-informasi yang ada sekarang tentu yang positif.
"Mengabdi tidak cukup dengan otak atau pikiran saja, tetapi juga harus dari hati," tegasnya.
Edi menyebut, khususnya di sektor pendidikan harus bisa menunjukkan budaya kolaborasi serta memberikan platform untuk mengatasi tantangan bersama. Guru-guru dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah, merancang solusi dan mengukur dampaknya.
Kolaborasi semacam ini, ucap Edi, tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan dan tanggung jawab atas kesuksesan siswa. Dan dengan dibangun budaya kolaborasi yang kokoh, maka lembaga pendidikan dapat menciptakan ekosistem di mana setiap guru merasa didukung, dihargai dan memiliki peran aktif dalam perbaikan terus-menerus.
Budaya kolaborasi juga dapat membentuk fondasi untuk kesuksesan bersama serta menciptakan lingkungan yang memungkinkan inovasi dan pertumbuhan profesional terus berkembang dan peningkatan signifikan pada tahun 2024, walau diakui Edi hal ini masih perlu perjuangan.
Maka untuk itu, guru jangan pernah lelah untuk tetap bekerja keras serta tetap lillah dalam bekerja karena rezeki itu hanya efek dari kerja.
"Bukan di otaknya ada rezeki, jadi rezeki itu efek dari kerja kita yang ikhlas dari hati," tegas Edi lagi.
Ditemui terpisah, Ketua K3S wilayah Cikatomas Nana, mengaku monitoring Evaluasi Penilaian Kinerja ASN ini bertujuan untuk lebih meningkat disiplin administrasi serta memenuhi hak-hak guru.
"Kegiatan ini meningkatkan karir para guru dalam berinovasi, meningkatkan disiplin administrasi serta memenuhi hak-hak karir guru," ujarnya. (anwarwaluyo)