Pemda Pangandaran Lakukan Tabayyun Terkait Berita Negatif Kegiatan Event Pan Asia Hash 2022

PANGANDARANNEWS.COM  - Seperti dikutip dari salah satu media, Event Pan Asia Hash 2022 yang dipanitiai Pemda Kabupaten Pangandaran ada issue didanai pemda hingga miliyaran rupiah. Namun selain isi acara tersebut dinilai tidak bermoral karena ada unsur pesta miras dan LGBT waktu kegiatannya juga bertepatan dengan bulan dan tanggal kelahiran Nabi Muhammad Saw, hal ini tentu memicu polemik dan persolan baru antara Pemda selaku penyelenggara dan sebagian besar tokoh masyarakat.

Dengan berbagai penampilan yang tidak sesuai nilai-nilai luhur dan budaya bangsa yang dilakukan para peserta sangat menyinggung para pemerhati agama dan masyarakat, seperti yang diungkapkan salah seorang warga, Maman (35), menurutnya sekalipun itu dilakukan oleh warga asing tetapi sangat menohok warga yang menyaksikan terlebih belakngan ini sesuatu sangat mudah diakses media manapun. 

"Tentu ini sangat buruk bagi masa depan kami dan anak-anak kedepan, dengan pesta yang sangat menjijikan menurut kami hendaknya pemerintah daerah peka akibat yang akan ditimbulkannya," ucapnya.

Sejumlah tokoh agama, pesantren dan ormas Islam seperti FPP dan Forum Pondok Pesantren Kabupaten Pangandaran beberapa hari lalu pun mengegelar aksi untuk menyuarakan perihal dampak buruk event Pan Asia Hash tersebut serta meminta kepada pihak Pemda untuk menjelaskan kegunaan dana tersebut kaitan dengan acara gelaran tersebut.

Event Pan Asia Hash 2022 yang digelar dari tanggal 7-9 Oktober 2022 menyisakan polemik hingga hari ini, padahal sejatinya even ini mampu menarik wisatawan mancanegara untuk menjadikan Kabupaten Pangandaran menjadi daerah tujuan wisata. 

Seperti dilansir salah satu media on line, salah satu organisasi Islam dan Forum Pondok Pesantren (FPP) mengeluarkan pernyataan sikap yang keras kepada Pemda Pangandaran. Dalam pernyataanya yang ditandatangani oleh Ketuanya, KH. Ma’ruf Zarkasih, S.Pd dan sekretaris Muhlis Nawawi, S.Sy, kedua ormas Islam ini memandang, hal ini tidak elok dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran karena telah memfasilitasi pesta miras, kampanye LGBT dan pesta miras dalam event tersebut tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi.

Namun pernyataan kedua Ormas Islam tersebut berbeda dengan apa yang disampaikan ketua MUI Kabupaten Pangandaran, KH Otong Aminudin dalam sebua video yang tersebar di media social, Otong menilai gelaran tersebut tidak masalah dan tidak bertentangan dengan syariah serta tidak menyinggung siapa pun.

"Kita kan dagang lembur, dagang keindahan alam punya kita, adapun mereka bertingkah apa, Itu terserah mereka, “ujarnya.

Dalam video tersebut Otong mengatakan, masalah mereka (peserta Pan Asia Hash-red) makan yang diharamkan agama atau tidak itu bukan urusan kita karena dia non muslim, namun dia muslim baru kita tegur itu. 

“Asal tidak merugikan kita, kenapa, kalau tidak mencelakai kita, tidak meragukan kita, tidak ada yang melanggar syariah, "ucapnya.

Pernyataan Ketua MUI tersebut sontak saja menambah suasana semakin ramai diperbincangkan masyarakat, salahsatunya yang disampaikan tokoh agama, Drs. Anwar Hidayat, menurut Anwar  komentar ketua MUI kabupaten Pangandaran tersebut tidak mencerminkan seorang pemimpin agama dan sangat nampak dukungannya pada gelaran maksiat tersebut. 

Tokoh lainnya yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan. pihaknya tidak anti pemerintah dan tidak membenci siapapun sekalipun pelaku maksiat, tetapi ia ingin memberikan masukan karena ini keinginan bupati sendiri yang pernah mengatakan, "kalau saya salah tegurlah”.

Ia juga mengakui, program pemerintah daerah ini sungguh luar biasa terutama kaitan dengan keagamaan, seperti Ajengan Masuk Sekolah (AMS), Pangandaran mengaji dan yang baru lagi Geber Pangaji, ini sangat bagus sangat didukung. Namun ia mengkhawatirkan gelaran Pan Asia Hash 2022 tersebut menjadi hama dan menghilangkan kepercayaan masyarakat, ibaratnya satu sisi diberi madu sementara sisi yang lain racun dibiarkan.

“Dan tentu sebagai sesama muslim kewajiban kita untuk ssaling mengingatkan, seperti dalam  keterengan menyebutkan, Apa bila manusia melihat kemungkaran namun tidak ada usaha berubahnya dikhawatirkan Allah akan menurunkan azab secara menyeluruh" tentu bagi keyakinan kita azab itu selain ujian juga teguran atas dosa dosa kita, kan begitu, “jelasnya. 

Untuk mengakhiri polemik ini Pemda pun menggelar audens dengan para tokoh masyarakat dan agama  yang dilaksanakan di aula Sekretariat Daerah Pemkab Pangandaran di Desa Cintakarya Kecamatn Prigi. (13/10) yang langsung dihadiri Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati H. Ujung Endin serta seorang pengacara kondang Egi Sujana.

Dalam kesempatan tersebut bupati membantah penggunaan APBD untuk Kegiatan Pan Asia Hash,   namun jika sekadar membantu seperti biaya pengamanan dan kebersihan memang itu dari pemda.

"Jadi tidak benar menghabiskan milarian rupiah," jelas bupati.

Terkait dalam Kegiatan Pan Asia Hash tersebut terdapat LGBT, itu juga keliru, memang ada beberapa wisatawan laki-laki yang berdandan dan berpakaian wanita. Tapi itu pun hanya beberapa orang saja dan itu seperti dalam acara karnaval atau acara Agustusan, dan dari 4000 jumlah peserta yang demikian hanya segelintir saja.

“Pesta miras, ini juga tidak benar karena yang ada di poto serta beredar itu bukan sedang pesta miras tetapi hanya satu dua orang memegang gelas berisi minuman bir, “jelas bupati.

Kata bupati, sama halnya seperti di kita ada yang suka kopi dan merokok tetapi juga banyak yang tidak suka. Dan yang dipoto itu semua orang tua, banyak yang usianya di atas 50 sehingga tidak mungkin meminum minuman keras yang kadar alkoholnya tinggi.

"Kami sangat ketat, lokasi Kegiatan pun sengaja yang sekiranya tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, maka kami lokasikan di Villa Alur, itupun tidak sembarang orang yang bisa masuk kecuali peserta, UMKM dan wartawan, "imbuh bupati.

Jeje juga mengajak kepada semua pihak agar bersama-sama mencari cara yang paling tepat dalam mengatasi persoalan miras karena yang paling sulit itu adalah caranya, tidak mungkin menggunakan kekerasan. 

Apa yang dirasakan masyarakat keresahan merebaknya miras, kata bupati, tentu hal itu juga dirasakan pemda, tinggal bagaimana bersama-sama mengatasi hal itu. 

“Kami terbuka, silahkan datang kapan saja kami terbuka untuk sejenak menanggalkan pakian kita, duduk sambil ngopi kita diskusikan bagaimana atasi permasalahan tersebut," ungkap bupati.

Ajakan bupati tersebut pun direspon masyarakat yang hadir dalam audens tersebut, mereka berharap kedepannya pemda dapat melibatkan para tokoh jika ada acara besar seperti Pan Asia Hash.

Sementara menurut ketua MUI Kecamatan Pangandaran yang hadir saat itu sangat memahami dan pihaknya akan membantu menjelaskan kepada warga duduk persoalannya. 

"Kami mengerti dan dapat menjelaskan hal inii kepada warga namun kami berharap kedepan pemda dapat bisa melibatkan tokoh masyarakat dan dapat bersilaturahmi atasi persoalan miras,"ujarnya. (haris firdaus)


Related

berita 3803733797219232086

Posting Komentar

emo-but-icon

item