Pemuda Cerdas Taat Syariat

Oleh : Tawati 

Pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 10 hektare oleh Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat untuk melawan radikalisme dan terorisme mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.

“KTN Garut merupakan bentuk nyata negara hadir untuk mencegah dan melawan radikalisme, jika program tersebut dapat berjalan dengan baik dan terukur. Insya Allah akan dapat mengurangi angka terorisme di Indonesia,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Iswadi dalam keterangannya dikutip Sindonews, Selasa (5/7/2022).

Kondisi negara kita memang sedang tidak baik-baik saja. Korupsi masih merajalela, kenaikkan harga pangan, pergaulan bebas remaja dan prostitusi terus meningkat. Harusnya ini menjadi perhatian utama negara untuk diselesaikan terlebih dahulu.

Tidak membuat resah dengan memunculkan istilah radikal dan radikalisme yang akhir-akhir ini sering digaungkan di tengah-tengah masyarakat. Istilah-istilah yang maknanya bisa berbeda, namun makna negatif seolah ditujukan bagi kalangan Muslim. Seperti, pemuda yang berpenampilan baik, dekat dengan masjid, punya kemampuan beragama, dan hafal Al Qur’an.

Padahal, kata radikal ini bermakna positif jika diletakkan pada tempat yang tepat. Dalam Islam misalnya, Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk menjadi Muslim yang kafah dan bertakwa. Muslim yang bertakwa bisa dikategorikan radikal bermakna positif bila mematuhi perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 102 Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Takwa yang diartikan oleh para ulama adalah melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua yang dilarang. Maka tidak seyogyanya terkait kepatuhan kepada Allah dalam menjalankan kewajiban bagi umat Islam dipermasalahkan oleh Negara.

Bukan hanya takwa, umat Islam juga diperintahkan Allah untuk masuk Islam secara kafah (menyeluruh). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 208, 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti Langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” 

Jadi, konsekuensi menjadi seorang Muslim adalah wajib bertakwa dan berislam kafah. Sehingga makna radikal negatif yang disematkan kepada Muslim mendiskriminasikan umat Islam yang bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini bisa menyakiti hati umat Islam. 

Sebagai seorang Muslim, memahami bahwa iman dan Islam harus terpancar dalam kehidupan, baik dari sisi penampilan apalagi kedalaman beragama. Jika seorang Muslim berusaha mengaplikasikan seluruh syariat Islam dalam kehidupan namun dituduh berpotensi radikal, lantas bagaimana harusnya Muslim bersikap? 

Sesungguhnya program perang melawan terorisme dan radikalisme adalah bagian dari strategi musuh-musuh Islam untuk menghadang kebangkitan Islam. Barat ingin mencegah kebangkitan Islam dan menjauhkan umat Islam dari agamanya sendiri. Mereka takut apabila Islam kembali berjaya maka terenggutlah pundi-pundi kekayaan mereka. 

Atau dengan kehadiran Islam sebagai pemimpin maka habis bersihlah ladang kepentingan mereka. Sadarnya umat akan pentingnya kembali pada Islam akan membuat mereka bergidik ngeri. Sehingga mereka membuat propaganda untuk menghadang kembalinya Islam.

Ketika Islam dijauhkan, maka dengan mudah saja paham-paham Barat memasuki dan menjajahi, menyatu dalam pikiran umat hingga diimplementasikan dalam kehidupan. 

Tentu semua masalah yang kita hadapi adalah akibat dari paham Barat-Kapitalisme yang dasarnya adalah “Pemisahan agama dari kehidupan” atau sekulerisme. Wajar saja Islam disisihkan bahkan ditinggalkan, agar umat tidak bangkit karena menepikan Islam. 

Maka, pemuda hari ini harus cerdas melihat isu radikalisme juga terhadap perang pemikiran yang sedang digencarkan oleh para musuh Islam. Jangan sampai para pemuda menjadi lemah dan dangkal imannya terhadap perintah-perintah Allah SWT.

Wallahu a'lam bishshawab.

*penulis adalah Muslimah Revowriter Majalengka


Related

berita 723653782605656593

Posting Komentar

emo-but-icon

item