MENGUAK MISTERI GOA SODONG DI KECAMATAN CIMERAK

PANGANDARAN NEWS-Goa Sodong, atau warga sekitar lebih akrab dengan sebutan Goa Sodong Gatah, terletak di area bekas pabrik tepung tapioka (Singkong) di Desa Kertamukti Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran, merupakan goa alam sepanjang 1 km yang  memanjang dari area pabrik menuju aliran sungai  Sodong dan bermuara ke laut pantai selatan.Tapi sayang, entah apa sebabnya keindahan goa tersebut tidak bisa dikunjungi karena untuk sementara ini ditutup.

Untuk menuju lokasi Goa Sodong dapat ditempuh dari dua arah, dari arah selatan melalui Desa Kertamukti dan lewat jalur utara melalu jalan arah Dusun Banjarwaru.

Sebenarnya menurut beberapa warga, goa Sodong bisa dijadikan obyek wisata, apalagi di ujung jalur goa yang menuju sungai Sodong ada sebuah makam yang konon merupakan makam muridnya Syeh Abdul Muhyi, yang petilasannya ada di Pamijahan Tasikmalaya.

Menurut guru kunci makam, Tukimin, kadang-kadang banyak penjiarah asal Bandung, Garut dan Jawa Tengah datan ke sana, terutama, malam Jumat Kliwon dan Senin Kliwon.

Sementara dari keterangan seorang warga mantan pekerja pabrik, Undang, sekitar tahuan 80an hingga 90an, keberadaan Goa Sodong belum begitu dikenal karena saat itu pintu masuk ke goa masih terhalang dengan kesibukan pekerja pabrik. Sekarang pabrik ini sudah tidak beroprasi lagi karena lahan singkong yang menjadi bahan baku kini sudah berubah menjadi perkebunan kelapa hibryda, sehingga pabrik pun tidak lagi bisa produksi dan tutup. Sehingga kini keberadaan goa Sodong pun  sangat menyeramkan dan sering  terdengar suara aneh bersumber dari goa.

“Tapi walau rumah saya di sekitar bekas pabrik, kejadian-kejadian aneh itu tak membuat saya takut karena memang tidak mengganggu, “terangnya.(21/1)

Masih kata Undang, sebenarnya dulu keberadaan goa ini awal tidak menjadi perhatian warga, tapi setelah pabrik tutup dan sering muncul suara-suara aneh dari area sekitar pabrik dan mulut goa, masyarakat pun jadi penasaran.

Pabrik Tapioka seluas 4 hektar ini, tutur Undang, dulunya milik warga keturunan cina, Hu sen yang tingga di Kota Ciamis, dan sekarang untuk merawatnya dipecayakan pada anak angkatnya, Imun yang tinggal di Desa Sindangsari.

Menurut cerita pemiliknya, lanjut Undang, lahan yang kini ditanami pohon jati ini rencanananya akan dijual, tapi entah kenapa sudah 3 tahun belum juga terjual.

Hal ini dibenarkan Ustadz Enjang, menurutnya, karena dihalangi penunggu goa yang  tidak rela  jika tanah ini dijual.

“Jadi penghuninya harus dipindahkan dulu, Walahualam, “ujar  Ustadz Enjang. (RASIMUN)

Related

berita 6956672315445976398

Posting Komentar

emo-but-icon

item