WABUP PANGANDARAN AJAK PENGUSAHA DAN PERBANKAN IKUT MEMBANGUN DAERAH MELALUI CSR

PANGANDARAN-Peranan dunia usaha menjadi  penting untuk percepatan pembangunan melalui sinergitas  praktek bisnis yang bertanggungjawab dalam aspek sosial dan lingkungan yang dikenal dengan konsep tripple bottom line people profit and planet (3P). Artinya, keberlanjutan usaha bukan hanya berorientasi untuk keuntungan finansial saja, namun perlu menciptakan hubungan yang harmonis dengan pemerintah, masarakat dan lingkungannya. Dan muara dari pola kemitraan ini adalah Corporate Social Responsibility (CSR).

Demikian dikatakan Wakil Bupati Pangandaran, H. Adang Hadari, pada acara rapat koordinasi peningkatan kemitraan strategis program TJSLP/CSR Kabupaten Pangandaran tahun 2018 yang digelar di hotel Horison Palma Pangandaran. (7/12)

“Ke depan CSR harus mampu menjawab tantangan jaman sebagai bagian  yang tidak terpisahkan dalam keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan. “kata wabup.

Pada rapat yang dihadiri Wabup H. Adang Hadari beserta para pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Pangandaran, Ketua forum CSR, Tedy Sonjaya serta pimpinan dari  bank Jabar, bank BNI, bank BRI, BPR BKPD, Bank Syariah, bank BT, dan bank lainnya yang wilayah oprasionalnya di wilayah kabupaten Pangandaran, wabup juga mengatakan, pertemuan ini sebagai ikhtiar bersama dalam keberhasilan pembangunan sekaligus kemajuan bersama serta membangun terciptanya harmonisasi seluruh elemen masyarakat dengan pemerintahan daerah, dunia usaha dan para pengusaha swasta lainnya.

Sementara Ketua Forum CSR Pangandaran, Tedi Sonjaya, mengatakan, CSR yang ia pimpin ini baru berjalan empat bulan dan sipatnya melanjutkan pengurus yang lama.

Dikatakan tedi,  pengurus yang lama mungkin belum  begitu efektip, oleh karena itu, ia mengatakan, akan mencoba membuat progress.

“Mudah-mudahan bisa lebih baik dari ysng sebelumnya.”ungkap Tedi.

Jika sebelumnya dianggarkan CSR yang mengelola dari sumbangan kepedulian pengusaha, maka, kata Tedi, bedanya sekarang tidak seperti itu lagi, karena sekarang forum hanya menjadi fasilitator saja. Artinya, yang melakukan itu pihak ke tiga yang selama ini dituntut oleh pihak pemberi manfaat.

Jadi, masih jelas Tedi,  forum CSR hanya menyampaikan bahwa pemerintah daerah punya kebutuhan, misalnya butuh taman untuk dibangun, lalu hal itu disampaikan di media dan dikomunikasikan pada forum.

“Ayo siapa pun bagi pengusaha yang mau berkontribusi bisa berkomunikasi dengan forum, bapa-bapa cari pemborongnya, pihak ketiga yang akan melaksanakan kegiatannya, jadi forum CSR bersih dari penggunaan anggaran. “jelas Tedi.

Tedi menambahkan, sekarang pun ada beberapa kegiatan pembangunan yang bersumber dari CSR missal, seperti pembangunan toll gate pariwisata yang ke pantai timur dari bank BJB, ada juga dari bank BNI dan ada juga dari pengusaha swasta kecil ikut mengeluarkan CSR.

“Untuk ke depan saya akan bersinergi dengan pemda agar para pengusaha jasa kontruksi yang dapat pekerjaan di wilayah Kabupaten  Pangandaran mau mengeluarkan  beberapa persen menyisihkan keuntungannya untuk ikut membangun pasilitas kebutuhan masyarakat.

Dan dalam pelaksanaanya nanti, imbuh Tedi, pihaknya minta data dari hasil musrembang desa dan kabupaten lalu diseleksi dan masuk skala prioritas. Setelah itu dibuat perencanaan dan sesuaikan dengan anggaran yang ada,

“Kemudian kita tawarkan kepada pengusaha, silahkan siapa pelaksana pembangunannya, itu mekanisme yang akan kita buat. “pungkas Tedy. (ANTON AS)

Related

berita 1284274402899881434

Posting Komentar

emo-but-icon

item