PEMKAB PANGANDARAN TANGANI GIZI BURUK ANAK DI KECAMATAN PADAHERANG

PARIGI - Berdasarkan informasi dan data yang berhasil dihimpun, kasus penderita gizi buruk masih saja terjadi dan ada di setiap daerah walau pemerintah telah memberikan pemahaman kepada para kader Posyandu agar selalu menginformasikan jika ada kasus gizi buruk.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa, Dinas Sosial PMD Kabupaten Pangandaran, Erik Krisnayudha saat ditemui di ruangan kerjanya.
.
Menurut Erik, dalam pekan ini pihaknya telah menangani kasus gizi buruk yang dialami oleh 2 balita di Dusun Harjaresik, Desa Karangpawitan, Dusun Sopla dan Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang.

“Dari hasil penelusuran kasus gizi buruk yang terjadi menimpa Anggita, dengan kasus berat badannya tidak mengalami kenaikan, dalam satu tahun hanya 5 kilogram,” terang Erik.

Hal tersebut, lanjut Erik,  disebabkan ada permasalahan di jantungnya, referdansi mental atau idiot dan infeksi paru sejak lahir.

Selain itu Erik juga menemukan kasus gizi buruk yang dialami Rino yang baru berusia 32 bulan dengan berat badan hanya 7,2 kilo gram dan tidak mengalami kenaikan selama satu tahun.

“Rino menderita penyakit hernia sebesar telapak tangan orang dewasa dan ada masalah dalam kesehatan jantung juga mengalami bronchitis,” paparnya.

Dari penemuan tersebut, Dinsos PMD pun telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk ditangani dan dirujuk ke RSUD.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, drg. Yani Achmad Marzuki saat diminta komentarnya membenarkan adanya temuan kasus gizi buruk yang dialami ke dua balita tersebut.

“Setelah ada koordinasi dari pihak Dinsos PMD kami langsung merujuk ke dua balita tersebut ke RSUD Banjar,” kata Yani.(21/02)

Dikatakan Yani, gizi buruk memang masih menjadi masalah kesehatan terutama di negara miskin dan negara berkembang. Seperti Indonesia, gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi dimana manusia mengalami kekurangan gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri seperti pertambahan berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan lain-lain.

"Menurut data WHO, sebanyak 54 % penyebab kematian bayi dan balita disebabkan karena keadaan gizi buruk, sebab anak yang mengalami gizi buruk memiliki risiko meninggal 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal", imbuhnya.

Dan dengan ditemukannya kasus adanya dua balita di Kecamatan Padaherang yang mengalami gizi buruk, menurut Yani, pihaknya siap menangani hal itu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat terutama usia balita. (Age).

Related

berita 1694576214544136204

Posting Komentar

emo-but-icon

item