NIKMATI PANORAMA SENJA DI GUNUNG TALAGA LEUWIBUDAH, BAK NEGERI DI ATAS AWAN

PANGANDARANNEWS.COM/TASIKNEWS-Obyek wisata yang tersebar di berbagai daerah pastinya menyuguhkan cerita berbeda, seperti panorama alam Pujiningrum di desa Janggala kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Di wisata alam ini menyuguhkan cerita wisata berbeda dari yang lain, seperti memiliki keunikan dan viral dengan sebutan negri di atas awan.

Berbicara keindahan panorama alam ini ternyata bukan hanya satu-satunya suguhan alam yang dimiliki wisata alam Pujiningrum saja, karena disini juga ada Bukit (Gunung) Talaga yang berada di Desa Leuwibudah, gunung Talaga ini merupakan salah satu bukit tertinggi yang berada di kecamatan Sukaraja, sehingga selain menawarkan keindahan saat suasana malam dan pagi hari, juga sangat cocok untuk dijadikan tempat camping.

Wisata alam Gunung Talaga ini terlihat mempesona apalagi saat menjelang malam dan pagi hari, khususnya bagi para penghobi fotografi dan penyuka selfi tentunya akan memiliki kepuasan tersendiri. Karena padaa moment tersebut, alam mampu menghadirkan gambar yang memanjakan mata bak mengajak pengunjung seperti berada di atas awan.

Destinasi wisata Gunung Talaga saat ini masih belum dikenal wisatawan,pasalnya kawasan wisata ini  masih alami dan belum ada pembenahan dalam berbagai fasilitas pendukungnya.

Seperti dikatakan Sekdes Leuwi budah, Mupi Hidayat, untuk menuju lokasi Gunung Talaga bisa masuk dari  tiga arah, diantaranya dari kampung Legok Cimanggu, Cikajang dan kampung desa.
Seputar lokasi Gunung Talaga sendiri, kata Mupi, masih sangat alami, termasuk sarana akses jalan menuju bukit Talaga sendiri perlu pembenahan,  belum optimal untuk dibuka dipublik.

"Sekarang kami sedang fokus pada perbaikan  akses jalan menuju ke lokasi," ujar Mupi. (12/7)

Dan untuk rencana ke depan, masih kata Mupi, di lahan seluas 25 hektar ini  akan ditanami pertanian holtikultura yang nantinya diberdayakan warga sekitar.
Dulu di Gunung Talaga, terang Mupi,  konon di puncak bukit di dalamnya terdapat genangan air ( kubangan ) yang cukup lebar (orang disin menyebut dengan sebutan Pabeasan).
“Bukan hanya itu saja, menurut cerita orang tua dulu, dilokasi ini merupakan tempat disembunyikannya harta karun ketika zaman Belanda, di atas gundukan tanah yang mirip sarang elang, diatasnya ditandai dengan prasasti, “terang Mupi.

Sementara menurut salah seorang warga, Idrus ( 60), ia menceritakan kejadian yang dialaminya sewaktu berumur 8 tahun, saat iajak kakeknya, Aki Hatori. Idrus mengaku bertemu dengan seorang kakek berbaju putih dan bersorban yang mengajaknya untuk mengikutinya, namun saat itu Idrus  keburu sadar saat kakek memanggilnya.

“Banyak juga cerita lainnya, seperti ada penamakan seorang wanita berbaju zaman dulu yang memakai selendang merah,"ujar Idrus.  ( RUSDIANTO)

Related

TASIK NEWS 3847104517421984039

Posting Komentar

emo-but-icon

item