SUNGGUH KETERLALUAN, HR “SUNAT” HONOR GURU NGAJI DESA KERTAHARJA .

CIMERAK - Carut marut pembagian honor Guru Agama Islam ( GAI ) atau biasa disebut guru ngaji di Desa Kertaharja Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran tahun 2016 ada indikasi diselewengkan. Pasalnya, dalam penyaluran honor tersebut terjadi pemotongan sebesar Rp.250 ribu.

“Ada juga yang menggunakan data fiktif, harusnya tidak menerima ternyata dapat menerima honor . “ujar warga yang enggan ditulis identitasnya. (26/12).

Menurutnya,  uang R.250 ribu itu rinciannya Rp100 ribu untuk MUI Desa Kertaharja, Rp.100 ribu untuk biaya pembuatan proposal pengajuan dan Rp50 ribu lagi katanya buat HR, salah seorang kepala Diniyah Dusun Purwasari.

“Ada salah seorang PNS kabupaten yang menerima padahal dia bukan yang hak menerima", imbuhnya.

Ditambahkan nya lagi, honor tersebut banyak terjadi salah sasaran, bahkan isteri HR pun turut dapat bagian.

“adahal dia bukan guru ngaji, istrinya HR hanya seorang pedagang di rumahnya. “ tambahnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Kertaharja, H.Oman Rohman, pihaknya merasa prihatin dengan kejadian ini, karena kejadian ini selain merugikan orang yang benar-benar berhak menerima juga akan mencoreng nama baik daerah.

"Saya prihatin dan menyesalkan kejadian yang menimpa para guru ngaji ini, mekanisme dan prosedur pembagian honornhya amburadul. “kata Oman. (25/12).

Dikatakan Oman, pihaknya akan segera mengumpulkan Kepala Dusun  hari Rabu (28/12) untuk membahas terkait masalah ini.

“Nanti kita akan mencocokan data penerima dengan data yang saya terima dari Disdikbupora Kabupaten Pangandaran, apakah sudah sesuai atau tidak, “terang oman.

Lebih jauh Oman mengatakan, ia heran sebagai kepala desa tidak mendapat konfirmasi atau keterangan apa pun sebelumnya, tentang tindakan pemotongan honor tersebut.

“Malah, saya dapat informasi dari warga, saya juga turut kebagian dari pemotongan tersebut, padahal saya berani disumpah dan silahkan buktikan jika saya dan aparat Desa Kertaharja terbukti dengan tuduhan salah seorang pengurus diniyah tersebut. “tegas Oman. 

Bahkan, lanjut Oman, ia dan semua aparatur desa tidak tahu sama sekali perihal pembagian, atupun pemotongan yang dilakukan HR..

Menurut Oman,  pihaknya merasa dijadikan tumbal demi untuk kelancaran dan kepentingan salah satu pihak dalam memenuhi keinginannya untuk mengejar ambisi demi keuntungan pribadi.
“Denag kejadian ini, kedepannya saya akan lebih selektif dan tegas jangan sampai kejadian ini terulang kembali", katanya. (AGE).

Related

berita 7358335366332847144

Posting Komentar

emo-but-icon

item