JAJANG ISMAIL : “OPTIMASLISASI PAUD BISA MENJADI SARANA PENDIDIKAN BERKARAKTER”

H. Jajang Ismail
Harus ada perhatian khusus terkait perkembangan pendidikan anak di daerah tujuan wisata, pasalnya, berbagai kebiasaan serta budaya yang masuk akan mudah diserap jika si anak tidak membentengi diri dengan pendidikan berkarakter yang sarat pembelajaran etika dan agama. Sehingga si anak pun nantinya tidak akan mudah terbawa arus budaya asing yang bisa memberikan dampak negatif dalam tatanan kehidupan serta kearifan lokal di sekelilingnya.

Demikian dikatakan Ketua Komisi I, H. Jajang Ismail, saat bincang-bincang dengan PNews di kediamannya, di Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.(5/1-19)

Menurutnya, agama harus menjadi pondasi utama agar si anak bisa mengontrol diri, karena  agama memegang peranan penting bagi tumbuhkembangnya pendidikan dan perilaku pada  kehidupan sehari-hari. Pendidikan berkarakter merupakan sebuah implementasi dari tingkah laku dan atitude anak juga bisa berperan menjadi salah satu pilar penting yang akan menentukan prestasi dan pencapain murid. Ia pun menjadi penting peranannya pada seseorang untuk menghadapi kehidupan di masa mendatang.

“Oleh karena itu pendidikan berkarakter harus terintegrasi pada semua mata pelajaran sehingga potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri akan mudah dicapai. “kata Jajang.

Saat berkeliling ke desa-desa untuk melaksanakan fungsinya menjadi wakil rakyat, diakui politisi PPP ini, ia melihat memakmurkan mesjid dengan minat mempelajari ilmu agama masih kurang diminati anak-anak muda, karena bermain gadget tetap masih menjadi dominasi kesehariannya.

Jajang mengatakan, pendidikan karakter sebenarnya bisa lebih dioptimalkan sejak anak, pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), karena platform pendidikan pada usia tersebut sangat dimungkinkan untuk meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan dan keterlibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, non formal dan informal dengan memperhatikan kebiasan dan karakteristik  anak di masing-masing daerah.

Dan pemerintah, kata Jajang lagi, bisa hadir dengan regulasi yang akan mengatur keberadaan PAUD tersebut, termasuk menjadi penyedia sarana dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga memasukan pendidikan karakter pada anak, bukan hanya domain pemerintah saja, karena masyarakat pun ikut bertanggungjawab untuk memasukan kearifan lokal dan keseharian etika si anak.

“Saya melihat PAUD sangat mengakar di lingkungan masyarakat, jadi sekarang pemerintah daerah tinggal mengoptimalkan lagi dengan pranata yang ada di pemerintahan. “tuturnya.

Jajang juga berharap, Pemkab Pangandaran bisa secepatnya membuat Peraturan Daerah (perda) dan Peraturan Bupati (perbup) yang akan mengatur keberadaan serta optimalisasi fungsi PAUD.

“Jika selama ini PAUD bisa menjadi sarana untuk pendidikan berkarakter, maka sebaiknya harus segera mempunyai payung hukum. “imbuh Jajang. (PNews)

Related

Jendela Parlemen 6478066590080096214

Posting Komentar

emo-but-icon

item