KURANG TEPAT JIKA MENURUNNYA WISATAWAN KE PANGANDARAN DAMPAK DARI SPANDUK BERBAU SARA

PANGANDARAN-Tidak seluruhnya benar jika menurunnya jumlah pengunjung ke obyek wisata Pangandaran diakibatkan beberapa hari lalu ada pemasangan spanduk yang mengatakan pelarangan merayakan natal kecuali di gereja. Karena Pemkab Pangandaran pun tidak lama langsung sigap mengklarifikasi dengan menurunkan spanduk tersebut.

Seperti dikatakan salah seorang pelaku usaha wisata permainan wahana laut Atlantic, Iwan Sofa. Menurutnya, dari keterangan sejumlah wisatawan yang menggunakan jasa usahanya di pantai timur, menurunnya arus wisatawan ke Pangandaran lebih disebabkan karena ada kekhawatiran dari kejadian bencana tsunami di selat sunda beberapa waktu lalu.
Sebatas fakta yang ditemui di lapangan, menurutnya, tsunami selat Sunda dan isu geologi lainnya merupakan faktor utama sepinya pengunjung di musim liburan akhir tahun ini, tetapi tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi.

Sedangkan aksi pemasangan sepanduk penolakan natal yang mengatasnamakan masyarakat, lanjuttnya, mutlak sebagai kegiatan antoleransi dan sarat akan isu syara' sehingga harus ditindak secara tegas karena juga bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45.

Tapi menurut Iwan, ia lebih memilih persoalan spanduk ini sebagai arogansi mayoritas terhadap minoritas, yang paling dirugikan adalah umat kristiani yang hendak melakukan ritual dan perayaan keagamaan, padahal di dalam undang-undang mereka mempunyai hak yang sama seperti halnya umat lainnya. Sedangkan yang berlibur ke Pangandaran itu tidak hanya umat kristiani, tetapi juga umat Islam dan penganut agama lain yang memanfaatkan momentum kalender libur nasional untuk berwisata.

Jadi, kata Iwan lagi, menjeneralisasikan persoalan sepi pengunjung yang datang ke Pangandaran akibat sepanduk menurut saya kurang bijaksana. Tetapi, menjustifikasi persoalan sepanduk tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Pangandaran juga tidak benar.

“Hampir semua wisatawan baik yang datang atau yang engurungkan niatnya ke Pangandaran, mengatakan mereka khawatir kejadian tsunami yang terjadi di selat sunda berdampak ke Pangandaran. “kata Iwan. (26/12)

Jadi kalau di medsos viral, turunnya kunjungan wisatawan ke Pangandaran akibat pemasangan spanduk sebelum libur natal dan tahun baru, menurut Iwan, itu tidak fear dan tidak benar seluruhnya.

“Mungkin saja memang ada pengaruh dari spanduk itu, tapi dari seluruh wisatawan yang saya ajak bicara semuanya mengatakan memang ada kekhawatiran jika tsunami di selat sunda bisa berdampak kesini. “kata Iwan lagi.

Iwan menambahkan, wisatawan yang terpaksa memperpendek waktu kunjungan wisatanya atau wisatawan yang terpaksa mengurungkan nitanya berwisata ke Pangandaran, semuanya mengatakan karena memang ada kekhawatiran kejadian tsunami selat sunda.

“Dari seluruh tamu yang biasa menggunakan jasa wisata saya, tidak ada satu orang pun yang mengatakan karena adanya pemasangan spanduk lantas mereka mengurungkan berwisata ke Pangandaran. “tegas Iwan.

Lagi pula, kata Iwan, wisatawan yang biasa berlibur ke Pangandaran hampir semuanya sudah paham dan tahu keadaan dan situasi Pangandaran. Karena, lanjut Iwan, mereka datang berlibur bukan hanya kali ini saja, bahkan ada diantara wisatawan ada yang sudah puluhan kali ke Pangandaran.

“Jadi kalau hanya disebabkan spanduk tersebut saya kira tidak benar seluruhnya dan saya lebih memilih sepi pengunjung libur akhir tahun ini lebih diakibatkan isyu tsunami selat sunda dan isyu geologi. “imbuhnya. (hiek)

Related

Wisata 1713833986677147128

Posting Komentar

emo-but-icon

item