TRADISI BAGI HASIL PANEN WARGA BLOK JAMBU HANDAP

SIDAMULIH - Warga Blok Jambu Handap, perbatasan Dusun-Desa Bojong Kecamatan Parigi dengan Dusun-Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran, memiliki tradisi unik dalam membagi hasil pertanian setelah mereka panen padi.

Menurut salah seorang tokoh pemuda Desa Cikalong, Aman (40) mengatakan, masyarakat penduduk Blok Jambu Handap terbiasa membagi hasil panen pertaniaan padi dengan hitungan 6 berbanding 1.

“Sudah menjadi kebiasaan warga desa, jika seorang pemilik sawah panen akan melibatkan tetangga sekitar untuk membantu. ” terang Aman.

Hasil padi yang telah ditimbang harus dibagi dengan orang yang terlibat mengikuti panen, jika hasil panen 6 kwintal maka 1 Kwintal menjadi milik orang yang ikut panen sebagai upah kerja.

“Secara ekonomi perhitungan tersebut lebih menguntungkan pada orang yang membantu panen dibandingkan jika dinominalkan upah buruh satu hari Rp 70.000,” tambah Aman.

Namun, karena tradisi tersebut merupakan budaya turun temurun yang dipakai sebagai pedoman bermasyarakat, pemilik sawah tidak pernah merasa rugi.

“Tradisi bagi hasil pertanian tersebut bermula dari sebuah sejarah Babad Jambu Handap yang menceritakan pertempuran antara Eyang Jongkrang alias Sabda Jaya penguasa daerah Jambu Handap dengan enam orang pasukan dari Kerajaan Sukapura,” papar Aman.

Dalam sejarahnya, ke enam pasukan dari Kerajaan Sukapura ingin menguasai daerah Jambu Handap, namun waktu itu Eyang Jongkrang mempertahankannya sehingga terjadilah pertempuran.

Lokasi pertempuran tersebut, lanjut Aman, terjadi di Jambu Handap yang pada waktu itu lokasinya terdapat tiga perbukitan,

“Akibat sengitnya pertempuran, ke tiga perbukitan itu hancur karena ke enam orang pasukan dari Kerajaan Sukapura dan Eyang Jongkrang mengadu ilmu juga kekuatan dan kesaktian masing-masing yang dimilikinya,” jelas Aman.

Sementara menurut cerita Juru Kunci Jambu Handap, Aki Ceceng (67), setelah ke tiga perbukitan itu hancur, lokasi tersebut dijadikan lahan pertanian sawah dengan luas sekitar 4 hektar.

“Saat pertama kali panen padi pada tahun 1200 Masehi, hasil pertanian harus dibagi 6 berbanding 1, hitungan tersebut merupakan penghargaan kepada 7 orang yang telah meratakan perbukitan menjadi areal pesawahan melalui pertempuran,” ungkap Ceceng. ( AGE )

Related

berita 4653805058984319384

Posting Komentar

emo-but-icon

item